"Sesak atau batuk lama, ada, pak?" Tanya saya.
"Tidak ada, dok. Saya jarang sakit." Jawab pasien usia 60 tahunan yang dirujuk oleh dokter PUSKESMAS pemeriksa calon jemaah haji karena di hasil ronsen dadanya ada gambaran tumor paru kanan.
"Walau tidak merasa sakit apa-apa, kita tetap periksa CT-Scan dadanya, ya, pak, karena tumor paru bagaimanapun juga tetaplah penyakit walaupun belum ada keluhan atau gejala penyakitnya."Kata saya.
Lalu si bapak saya EKG (rekam jantung) dan periksa kadar oksigen darah perifernya (SpO2), normal. Juga tekanan darah, nadi, suhu dan pernapasannya normal.
Kesimpulan sementara, si bapak ini tumor paru kanan tanpa gejala dan tanpa keluhan, tetapi beberapa bulan lagi akan naik haji, apa yang harus dilakukan?
Hasil CT Scan dadanya juga mengesankan adanya tumor paru dan bukannya tuberkulosis atau infeksi pneumonia bakteri lain juga jamur.
Lalu si pasien saya berikan alternatif, mau menindaklanjuti tumor parunya secara tuntas sampai pengobatan sekarang dengan resiko kondisi fisiknya akan turun kalau harus diobati kemoterapi atau membiarkan dahulu si tumor tenang, konsentrasi dahulu ibadah hajinya dan sepulang ibadah haji baru dilanjutkan kasusnya.
Si bapak memilih alternatif kedua dan saya berikan obat pengencer darah serta antioksidan agar tumor itu tidak merusak organ tubuh si bapak melalui pecahan-pecahan jaringan tumor yang menjadi emboli.
Yang penting, si bapak ini kalau bukan karena naik haji, maka tidak mungkin akan memeriksa kesehatannya rutin. Maka, kebiasaan pemeriksaan kesehatan secara periodik sebaiknya digalakkan untuk masyarakat supaya mencegah munculnya penyakit parah di saat-saat akan melakukan ibadah atau kegiatan penting lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H