Ada teori kampanye jaman ini yang menyatakan, bila kau ingin jagoanmu terpilih maka viralkan namanya dan bukan lawan-lawan politiknya. Apalagi untuk kondisi saat ini dimana pilihan masyarakat pada pemilu sudah hampir tidak berubah lagi di 70-80% mata pilih dan tinggal menyisakan 20-30% yang masih "wait and see".
Hanya kesalahan fatal "force mayeur" sajalah yang dapat membuat pemilih fanatik berpindah ke lain hati, misalnya masalah susila, kejahatan kemanusiaan dan korupsi besar-besaran.
Makanya, nama Jokowi harus didahulukan di judul tulisan anda kalau mau dia yang sering muncul di media sosial dan membuat para "peragu" ikut pilihan anda, meskipun isi tulisannya recehan atau klise dan kurang menggigit.
Mengulas kesalahan atau kelemahan pihak lain dan menjadikan namanya judul utama, secara langsung atau tidak langsung akan menaikkan popularitas yang bersangkutan dan membuat alam bawah sadar setiap pencinta dunia maya akan ingat nama tersebut.
Maka, bagi penulis di Kompasiana yang pengagum Jokowi dan ingin namanya lebih populer dan lebih viral dibahas di dunia maya atau nyata, menulislah satu artikel sehari atau satu perminggu dengan nama Jokowi di judul, sebaliknya hindarilah nama lawannya menjadi andalan di "postingan" walaupun kontroversi yang ditimbulkannya berpeluang memperbanyak pendapatan "K-rewards" di awal bulan.
Karena sejelek apapun berita tentang tokoh dari "toko sebelah", pasti akan dianggap biasa oleh para pendukungnya, namun efek dominonya malah menaikkan popularitas si beliau-beliau ini di kalangan "swing voter".
Maka, selalulah menulis dengan nama Jokowi tertera di judul dan bukan lawannya, minimal sampai 17 April 2019 dan rasakan perbedaannya di jagat "online".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H