Lihat ke Halaman Asli

Posma Siahaan

TERVERIFIKASI

Science and art

Filosofi Perjuangan Hidup dari Menanam Bunga Matahari

Diperbarui: 23 Januari 2019   07:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berfoto dengan sebut saja namanya bunga matahari (dok.pri)

"Apa itu?" Tanya saya ketika para perawat seperti ribut memperebutkan sesuatu dua minggu yang lalu.

"Bibit bunga matahari, dok. Dokter mau?"Tanya mereka.

"Oh, boleh. Saya suka bunga. Daripada mengurusi sebut saja namanya bunga, mending mengurusi bunga beneran." Kataku sambil tersenyum simpul tanpa kesimpulan.

"Ditanamnya agak dalam, ya, dok. Seperti menanam jagung." Kata suster yang punya bunga, mengajari filosofi penting dari kehidupan yang diambil dari menanam bunga matahari ini.

"Memangnya kenapa, suster, harus sedalam apa?"Tanyaku penasaran.

"Dua sampai 3 sentimeterlah dok dicangkulkan sedikit. Memang tumbuhnya keluar permukaan tanah agak lama, tetapi akar dan daya tahannya lebih kuat."Jawab si suster biara yang mengurusi taman rumah sakit.

bibit bunga matahari yang ditabur (dok.pri)

Satu bunga matahari yang sudah kering, ada 100-an bijinya yang mirip kuaci kalau digoreng, sebagian saya cangkulkan agak dalam beberapa sentimeter di tanah yang agak padat, sebagian di tanah yang gembur dan sebagian saya taburkan saya ke tanah.

bibit bunga yang ditanam dalam 3 cm (dok.pri)

Yang ditaburkan ke tanah begitu saja, tumbuh cepat dalam 3 hari tetapi hari ke 4-7 sudah rusak karena hujan, angin kuat atau dimakan hama. Yang ditanam ditanah yang gembur tumbuhnya agak lama di hari 4-7, namun kena hujan dan angin kuat beberapa kali juga rusak dan mati. Sementara yang ditanam 2-3 cm di tanah yang agak padat, sampai 2 minggu masih bertahan, namun memang harus setiap pagi disiram, kalau tidak akan layu juga.

Mungkin filosofinya untuk hidup ya itu tadi, orang yang hidupnya terlalu enak, terlalu cepat sukses, apa-apa disiapkan dan disuapi akan sulit bertahan menghadapi persoalan kehidupan yang berat. Sementara mereka yang untuk mendapatkan posisinya perlu perjuangan agak dalam, di lingkungan kerja dengan persaingan yang keras, maka dapat bertahan agak lama dan bukan tidak mungkin akan mencapai kesuksesan lebih besar dari yang diimpikan.

Maka, saat kau sedih diguncang masalah pekerjaan yang berat dengan tantangan yang membuat penat, anggaplah kau sedang ditanam di kawah candradimuka seperti benih bunga matahari dan berharap saat semua cobaan itu selesai, kau layak mendapatkan mahkotanya.

dari FB kompal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline