Lihat ke Halaman Asli

Posma Siahaan

TERVERIFIKASI

Science and art

Membandingkan Dokter dan Juru Parkir Jangan Hanya di Gaji, Tetapi Juga Peluang Kariernya

Diperbarui: 15 Januari 2019   20:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokter dan mobil diparkir (dok.pri.)

Membandingkan gaji dokter dan tukang parkir sebenarnya pernah heboh di tahun 2014, saat pertama kali BPJS Kesehatan diterapkan dan dokter keluarga "kabarnya" dibayar kapitasinya per pasien 10.000 perbulan. Gaji dokter umum PNS saat itu sekitar 3 jutaan, sementara disaat yang sama Gubernur DKI Jakarta saat Itu Basuki TP mau menjadikan preman penjaga parkir liar di jalanan Jakarta sebagai petugas parkir resmi dengan mesin dan gajinya 4,8 juta.

Apakah kehebohan membahas "jemplangnya" gaji kedua profesi yang sama-sama pelayan masyarakat ini, membuat lima tahun terakhir ini banyak anak sekolahan bercita-cita masa depannya menjadi juru parkir dan muncul fakultas kejuruparkiran? Setahu saya tidak. Anak-anak sekolah sekarang malah terobsesi menjadi penggiat media sosial, jualan on-line, "gamer" profesional ataupun artis "youtube".

Atau adakah lima tahun ini banyak dokter pemula lengkap dengan jas putihnya alih profesi jadi tukang parkir? Saya belum mendengar, kalau dokter baru tamat menjadi ojek atau taksi aplikasi "online" sih ada, tetapi biasanya pekerjaan sambilan.

Jadi, kalau isu yang mirip dipakai untuk menggambarkan kegagalan pemerintahan masa ini,  sebenarnya itu sudah diungkap oleh para dokter yang prihatin dengan penggajian tenaga medis di penghujung masa pemerintahan yang lalu. Hasilnya? Yang 2014 dahulu protes itupun sebagian besar saat ini tetap menjadi dokter, ada yang sudah spesialis dan tetap tidak berminat menjadikan anak-anaknya tukang parkir.

Karena jenjang karir seorang dokter itu dapat meningkat dari dokter umum level pemula, lalu senior, sekolah manajemen atau spesialis lalu berlanjut doktor atau konsultan dengan pendapatan relatif meningkat. 

Sementara itu jenjang karir tukang parkir jalanan hampir selamanya tetap di tempat, kecuali mereka diangkat jadi ketuanya dan itu harus melalui perjuangan yang keras. Makanya Gubernur DKI saat itu menghargai mereka setara dua kali upah minimum regional Jakarta.

Jadi, isu gaji dokter dan tukang parkir yang sebagian tidak berimbang sudah ada sejak awal 2014, akhir periode pemerintahan sebelum ini dan tahun 2019 ini ketika isu yang sama dilontarkan seorang tokoh politik, ternyata dokter-dokter yang 2014 lalu merasa iri sama tukang parkir jalanan, belum ada satupun yang beralih profesi menjadi juru parkir, malah mulai mapan di pekerjaannya masing-masing di bidang medis.

Dari FB kompal




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline