Demikian anjuran dr. Putu Aprita, MARS, penyuluh diabetes Rumah Sakit Myria Palembang, saat mau memulai senam dengan lagu "Maumere" yang ada gerakan perputar ke kiri dan ke kanannya.
"Bagi ibu dan bapak yang tekanan darahnya diatas 130, serta gula darahnya diatas 300, senamnya sesuai kemampuan. Kalau pusing atau lemas, boleh ke tenda belakang untuk diperiksa." Kata si dokter cantik berdarah Bali ini.
Satu mobil ambulance siap disamping arena senam menunjukkan panitia tidak main-main dengan efek samping senam yang saya sendiripun kecapean mengikutinya.
Senam diabetes yang dipimpin perawat penyuluh diabetes, Maria Ika, dimulai pemanasan senam jari, untuk mengurangi kebas dan kesemutan, dilanjutkan dengan senam lagu dangdut dan diakhiri senam "Maumere".
Alhasil ada satu dari 85 peserta yang berusia diatas 50 tahunan itu yang mundur ke belakang karena pusing, tetapi tidak ada yang pingsan atau nyeri dada hebat.
Selesai senam dan "snack", dilanjutkan penyuluhan diet oleh petugas gizi rumah sakit, tentang mana menu yang sehat dan mana menu yang "jelek" buat penderita diabetes, serta jumlah kalori makan yang sebaiknya diatur sesuai berat badan dan bagaimana cara menghitungnya memakai gelas atau piring. Misalnya: satu setengah gelas, setengah piring dan lainnya.
Akhirnya, sekalian memperingati hari pahlawan 10 November dan hari diabetes sedunia 14 November ini, acara diakhiri dengan permainan yang menggembirakan, dimana pasien dapat hadiah jika menang.
Yang penting, diabetisi (penderita diabetes yang terkontrol atau belum) tetap bahagia, tetap optimis menjalani hidupnya, karena mereka tidak sendirian. Bergabunglah ke klub diabetes setempat dan berbagi disana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H