Lihat ke Halaman Asli

Posma Siahaan

TERVERIFIKASI

Science and art

"Maaf, Dok. Saya Kemarin Makan Kemplang Lagi.."

Diperbarui: 24 Oktober 2018   17:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemplang ikan dan sambal (dok.pri.)

"Kemplangnya pakai cabe yang pedas pula?" Tanyaku lagi sambil geleng-geleng kepala.

"Bukan cabe, dok. Cuko pempek ada di kulkas, saya panasi, lalu saya jadikan saus kemplang. Awalnya enak di lidah, tetapi sejam kemudian perut saya mulai melilit dan buang air besar yang banyak sampai lebih 10 kali." Pengakuan pasien wanita 50-an tahun itu yang masuk rawat inap dari IGD (instalasi Gawat Darurat) dengan lemas dan dehidrasi berat.

Setahun ini sudah 5 kali masuk perawatan dengan penyakit sama, gangguan saluran cerna. Pernah tahun lalu dimasukkan selang endoskopi ke lambung dan hasil pemeriksaan usus kecilnya, memang banyak lecet, edema kemerahan, tetapi tidak ada perdarahan dan tumor.

Bagan lambung lecet (dok.pri)

"Ibu, kalau sering salah makan begini, dan harus dirawat, pasti susah. Makanya jangan makan yang keras, pedas, yang banyak santan, buah yang asam, minuman bersoda atau yang ada alkohol seperti tape atau durian..."Kata saya menasehati.

"Tidak apa-apalah, dok. Ditanggung BPJS Kesehatan juga,kan...."Kata anaknya menjawab santai.

"Iya, ditanggung. Tetapi juga harus dijagai, kalian juga repot meninggalkan rumah,kan? Lagipula uang BPJS juga ada batasnya..." Kata saya. 

Terkadang agak kesal dengan pasien atau keluarga yang saat minta rawat inap agak memaksa, padahal penyakit yang dialami sebenarnya dapat dihindari kalau mereka berpantang atau menjaga supaya jangan kambuh lagi.

Alasannya klasik, sudah punya kartu BPJS, pasti dirawat dan gratis dari pemerintah kalau warga miskin. Mau setahun 100 kali dirawatpun tetap dijamin.

Bila pasien-pasien tipe  begini tidak "manja" dengan fasilitas pemerintah dan mau mencegah kekambuhan, maka episode rawat inap perkasus yang rata-rata 3,5 juta rupiah, dapat dikurangi setenganya saja, maka bukan tidak mungkin jumlah "klaim" BPJS Kesehatan di rumah sakit akan menyusut 50 %.

Mungkin, untuk kasus-kasus yang sering dirawat karena salah pola makan, karena gaya hidup yang merusak diri misalnya merokok dan minuman keras (tidak sampai mabuk), perlu diberi pembatasan berapa kali boleh dirawat, sejenis batas pembayaran tahunan asuransi kantor, misalnya 50 juta setahun, 30 atau 10 juta. 

Kalau tidak dibatasi maka terkesan BPJS Kesehatan harus siap menanggung semua tanpa peduli penyakit itu berulang karena kelalaian si pasien dalam menjalankan pantangannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline