Lihat ke Halaman Asli

Posma Siahaan

TERVERIFIKASI

Science and art

Ketika Delapan Kompasianer Palembang Tidak Dapat Tiket Asian Games

Diperbarui: 26 Agustus 2018   01:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompalers (dok.pri maman)

"Ketemu dimana?"Tanya saya di "WA grup Kompal".

"Tunggu di gerbang Stadion Gelora Jakabaring,dok. Cari tiket..."Kata bu guru Etha yang bela-belain ke Palembang untuk sama-sama menyemarakkan Asian Games 2018 di Palembang, padahal dia dari Jakarta yang juga ada perlombaan Asian Gamesnya.

Selain saya dan Etha, ada Ko Deddy Huang, bu Kartika dan pak Agus, Febi dan Aisyah anaknya pak Dues, Danan serta bu Elly Suryani umeknya Kompal. Pada foto diatas, Maman yang bertopi di depan dapat karcis sepak bola wanita dari kantornya, sementara Yayan yang bertopi di belakang hanya menyusul saat di restoran dan Umek Elly sudah pulang duluan dengan suami tercinta.

Susah payah mencari parkir di depan kawasan Jaka Baring Sport City, karena mobil tidak boleh masuk, kita antri di loket karcis, ternyata untuk voli pantai, sepak takraw sudah ludes, sepak bola wanita yang tersisa tiket VIP (very important person) tarifnya lebih 100 ribu, tidak semua Kompasianer Palembang sanggup merogoh kantung sedalam itu. Yah.....

Penonton sepi (dok.pri)

Padahal ketika mengintip dari pintu samping, ternyata penonton sepak bola wanita antara Jepang dan Korea yang dimenangkan Jepang 2-1, cukup sepi. Sayang,ya.

Lalu apa saja kerja kita di kawasan arena Asian Games ini yang sejak 2 hari lalu bebas uang masuk, sebelumnya harus bayar 20 ribu? Ternyata banyak.

Pertama, penonton band hiburan rakyat di area sebelah gedung sepak takraw, disini ada band yang menghibur pengunjung yang tidak kebagian karcis atau atlit asing yang lelah bertanding dengan lagu yang memancing penonton berdansa bersama seperti "Maumere", "Poco-poco" dan lagu "Rock n Roll".Tidak hanya penduduk lokal, wisatawan asing pun turut bergoyang.

Festival musik (dok.pri.)


Kedua, berfoto di tempat yang "instagramable" Seperti di patung-patung maskot, dinding yang "ngejreng" atau malah "toilet mobile". Ada 2 "traveller blogger" di rombongan kami yang selalu menobatkan sebuah tempat sangat layak dinobatkan sebagai "selfie spot" atau tidak. Dan kalau sudah ditetapkan, maka disana minimal 10 menit kita harus foto-foto dengan pose ternarsis yang sanggup kita lakukan.

Katanya instagramable (dok.pri.)

Dokpri


Ketiga, berkeliling kompleks olahraga Jakabaring dan melihat dari jauh rumah lapis...Eh, rumah susun atlit dengan bendera-bendera negaranya, cukup bersih dan rapih jemurannya, tidak sembarangan semua barang dipertontonkan di balkon.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline