Lihat ke Halaman Asli

Posma Siahaan

TERVERIFIKASI

Science and art

"Menikahlah, Punya Anak Dahululah, Baru Makan Obat Itu..."

Diperbarui: 10 Juli 2018   00:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi pribadi

"Bagaimana menghilangkan merah-merah di wajah sekitar hidung ini, dok? Sudah berkurang, sih, dari waktu minggu lalu saat dirawat, tetapi tetap kurang enak dilihat."Keluh seorang gadis 20-an tahun yang kontrol sehabis rawat inap dengan diagnosis SLE (sistemik lupus eritematosus). 

Saat dirawat demamnya tinggi, mukanya memerah seperti udang laut, nyeri sendi hebat dan mual-muntah. Pemeriksaan laboratorium didapatkan protein urin, sel darah putih dan sel darah merah di urine meningkat. Pemeriksaan darahnya dijumpai trombosit kurang 150.000 dan hemoglobin kurang dari 10 g/dL.

Awalnya si gadis manis diberikan antibiotik yang secara empiris cocok untuk penyakit infeksi saluran napas atau saluran kemih, tetapi malah nyeri dan kemerahannya menjadi, maka digantilah dia dengan antibiotik yang kurang alerginya, diberikan antiradang steroid dan anti demam yang hipo alergi juga.

Empat hari perawatan dia boleh pulang dengan saran: hindari makanan yang ada alerginya seperti makanan laut, banyak pengawet dan penyedap rasa tidak alami, hindari sinar matahari, jangan kena asap rokok dan kalau mandi pilih sementara sabun bayi kalau perlu jangan pakai sabun sekalian.

"Kamu sudah ada calon suami?"Tanya saya menjawab tanyanya.

"Ada yang dekat, sih,dok. Tetapi saya tidak mungkin mengajak dia menikah dahulu , bukan?"Dia balik bertanya.

"Ada obat yang sangat bagus mengendalikan sel lupus kamu, yang namanya ANA (antinuclear Antibody), banyak pasien yang hidupnya relatif normal, merah di kulitnya jarang kambuh dan nyeri sendinya hampir tidak ada. Obatnya ditanggung BPJS Kesehatan, asal di rumah sakit tipe A, pemeriksaaannya juga. Tetapi efek sampingnya yang kurang disukai, kemungkinan besar mandul, sel telur kamu bisa saja hancur semua kalau makan obat itu. Makanya sebelum itu dimakan rutin, kalau perlu punya anak duluan."Nasehat saya.

"Kalau saya cerita penyakit saya, dianya malah bisa lari? Bagaimana, dok?"Katanya khawatir.

"Ya, sudah. Yakinkan dahulu apakah ada kemungkinan menikahnya, baru saya rujuk ke rumah sakit tipe A. Kalau sekarang, saya obati dengan steroid biasa dahulu."

Deal! Salaman dan si gadis manis pun pulang dengan segudang tanya, tetapi juga dengan punya target jelas, secepatnya menikah, punya anak dan kemudian mendapat obat sitostatik yang cocok untuk lupusnya.

Dilema seperti ini sering terjadi, saat efek samping obat menghendaki si pasien memikirkan dahulu masa depannya sebelum menjalaninya. Pilihan tetap di pasien. Apakah ingin sembuh atau perbaikan maksimal secepatnya atau menunda sampai selesai dahulu masalah pribadinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline