Tanggal 14 Juni 2018, sesuai informasi Kompasianer Sigit, saya dan keluarga menyempatkan diri ke pantai Odaiba, Tokyo, tempat wisata alam dan diramu dengan wisata wahana yang menarik seperti "Aqua City" dan patung Liberty mini serta patung robot raksasa di salah satu "mall" disana.
Menuju Odaiba, kita harus naik Subway ke arah Ginza, lalu dari sana membeli karcis kereta khusus ke wilayah Odaiba, karena kereta ini sejenis LRT yang dikemudikan 100% komputer tanpa awak.
Seharian itu kami jalan-jalan dan menikmati suasana pantai di Odaiba lalu malamnya naik bus "patas" ke Kyoto pukul 21.00 dari stasiun Shinjuku. Perjalanan ke Kyoto selama 6-7 jam dan sampai di kota itu kira-kira sampai disana tanggal 15 Juni 2018 pukul 4 pagi. Bagi umat muslim maka hari itu adalah hari Idhul Fitri dan kebetulan di Jepang , Kyoto adalah kota yang mencanangkan "muslim Friendly" pertama kalinya.
Kami ke Hostel Hana Kyoto di dekat Kyoto Tower dan belum boleh "check in" karena waktunya pukul 15.00, tetapi enaknya disini calon tamu boleh menumpang mandi di kamar mandinya walaupun belum memegang kunci kamar.
Apa yang terkenal di Kyoto? Kota yang pernah menjadi ibukota Jepang sebelum pindah ke Tokyo ini memiliki sebuah istana raja Nijo Jo Castle dan sebuah hutan bambu dan hutan monyet yang terkenal di dunia. Bayangkan, hutan bambu saja jadi obyek wisata, "gitu, lho", kepikiran enggak?
Kami membeli tiket bus terusan di hostel karena jatuhnya lebih hemat. Pertama kita ke istana Nijo Jo dengan bus nomor 101, yang merupakan tempat tinggal kaisar setelah samurai klan Shogun Tokugawa menyerahkan otoritasnya ke kerajaan.
Istana ini ramai dikunjungi wisatawan lokal dan mancanegara karena sejarahnya cukup panjang dan bentuk bangunannya unik. Kembali kami tidak masuk di dalam istana karena sangat ramai dan waktu kami sempit.
Target utama kami adalah ke hutan wisata Arashiyama yang menjadi tempat wajib dikunjungi di Kyoto karena ada hutan bambu alami dan hutan monyet liar disana. Dari istana kami balik ke stasiun lagi dengan bus yang sama lalu naik bus nomor 28 ke hutan tersebut.
Berlanjut kita ke hutan bambu alam di Arashiyama yang cukup luas dan terawat dengan baik, banyak kendaraan tradisional Jepang "Rickshaw", seperti kereta yang ditarik oleh orang, pengunjung dapat menyewanya kalau mau. Harganya saya tidak tanya, karena takut kalau tidak jadi si "mamang rickshaw" marah lagi.
Konon hutan bambu ini tempat yang ideal untuk foto "prewedding" dan foto bersama pasangan suami istri atau sekeluarga di Kyoto agar selalu langgeng kasih sayangnya.