Lihat ke Halaman Asli

Posma Siahaan

TERVERIFIKASI

Science and art

Apakah Liverpool Bakal Kalah di Final Champions Jika Salah Berpuasa?

Diperbarui: 6 Mei 2018   14:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

thisisanfield.com

Pencapaian Mohamed Salah di Liverpool maupun di Tim Nasional Mesir tahun ini benar-benar luar biasa, dia sudah mencetak 31 gol di liga kasta tertinggi Inggris dan 10 gol di liga Champions Eropa. Selain itu pemain kelahiran Mesir 15 Juni 25 tahun lalu itu sudah banyak memberi "assist" di kedua liga itu menandakan dia bukan pemain egois dan merupakan pengumpan yang handal.

Pertanyaan terpenting adalah saat final liga Champions Eropa tahun ini tanggal 26 Mei 2018 di Kiev, yang juga merupakan bulan Ramadhan, apakah Mohamed Salah akan kehilangan sengatannya akibat menjalankan ibadah ini?

Untuk waktu pertandingan dipastikan sudah memasuki waktu berbuka puasa di Kiev yaitu pukul 21.45 malam, tetapi karena Salah memutuskan tetap menjalankan ibadah puasa selama persiapan pertandingan, maka dapat dipastikan asupan makanan dan minum pemain ini antara tanggal 15 Mei sampai 26 Mei 2018 akan terjadi perubahan besar, porsi latihan bersama yang biasanya dipagi sampai siang hari pun akan rentan cedera kalau si pemain dalam keadaan dehidrasi ringan dan hipoglikemia ringan yang biasanya konsentrasinya kurang.

Bagi penggemar Real Madrid, berita Mohamed Salah tetap taat menjalankan ibadanya selama bulan Ramadhan membuat bertambah yakin Tim idolanya akan menjuarai Liga Champions Eropa tahun ini sebagai 3 kali berturut-turut, karena penyerang yang sangat ditakuti di tim lawannya Liverpool diharapkan sedang tidak "fit" 100%.

Benarkah demikian? Mungkin ada benarnya, kalau si pemain bukan pemain profesional, tetapi bagi pemain sekaliber Moh. Salah, sepertinya pendapat itu akan mudah ditepis kebenarannya, karena beberapa hal:

1. Pihak manajemen Liverpool mengijinkan Salah tetap menjalankan ibadah puasanya dan latihan bersama cukup 20%, artinya, mungkin Salah dipersilahkan latihan sendiri fisiknya sesudah berbuka puasa.

2.  Saat pertandingan, Mohamed Salah sudah berbuka puasa dan untuk muslim yang taat, maka hari ke 10 bulan Ramadhan itu sudah terbiasa dengan pola-pola keseharian yang dilakukan sebelum Ramadhan, jadi aktifitas sehari-hari sudah normal dan tidak "jetlag" lagi.

3. Pemain sekaliber Salah yang menjadi penentu tenaganya bertarung adalah kapasitas vital paru-paru si pemain yang dapat diukur dengan spirometri, bukan dengan asupan makanan atau asupan air yang banyak. Jadi kekuatan berlari pemain bola sangat ditentukan banyaknya oksigen yang dapat memasuki tubuh dan dipecah menjadi energi. Biasanya pemain bola eropa kapasiatas vital paru-parunya diatas 6,5 liter. Sebagai perbandingan saya saja kapasitas vital paru-paru hanya 5 liter dan pasien-pasien saya yang asma berat malahan di 2,5-3 liter saja.

Karena saya agak bosan klub Spanyol menang Liga Champions melulu dan kebetulan suka Liverpool, tetap berharap Mohamed Salah dapat lebih banyak mencetak gol ke gawang Real Madrid, berharap bahwa ibada puasa Ramadhan tidak menjadi penghalang baginya tampil maksimal dan mudah-mudahan pemuda Indonesia yang fisiknya masih seukuran Salah bersemangat menjadi pemain bola profesional yang tidak merokok, tidak minum-minuman keras, tidak pakai narkoba, rajin sembahyang dan beribadah puasanya tidak bolong-bolong dengan alasan apapun.

dari FB Kompal




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline