Lihat ke Halaman Asli

Posma Siahaan

TERVERIFIKASI

Science and art

Dok, Gusi Saya Berdarah Disuntik Obat di Perut Itu..

Diperbarui: 11 April 2018   20:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi(Thinkstockphotos)

"Berdarahnya banyak, Pak?" Tanya Saya penasaran, karena si Pasien dapat pula menebak obat yang disuntik diperut itulah penyebab gusinya berdarah. 

"Sesudah sikat gigi pagi ini, Dok. Waktu  kumur -kumur ada merah di air ludah,  berhenti sendiri dan muncul lagi sesudah makan. Kata perawat yang menyuntikkan obat di  perut,  itu obat pengencer darah. Apakah dosisnya tidak kebanyakan,  Dok?" Tanya Pasien yang cukup kritis ini. 

"Oh, itu sejenis heparin yang molekulnya kecil, lebih aman dari heparin biasa, disuntik di perut supaya reaksinya berlangsung lambat dan tidak drastis. Dosis yang dikasih ke bapak yang kecil 0,4 saja, jadi tidak kelebihan, target saya 3 sampai 5 hari suntik obat ini tergantung keluhan nyeri dada bapak. Tetapi karena sudah perdarahan, saya cukupkan 2 hari saja."Kata saya.

Si Pasien menderita angina pectoris yang tidak stabil dan masuk lewat emergency dengan keluhan nyeri dada kiri hebat sudah 3 hari. Pemeriksaan yang didapatkan adanya bising di jantung, skala nyerinya 7-8 dan rekam jantungnya ada tanda iskemia luas serta enzim jantungnya meningkat lebih dari normal.

Gusi yang berdarah (dok. pri.)

Pasien diberikan obat anti kolesterol, obat pelebar pembuluh darah jantung jenis nitrat dan obat-obat pengencer darah. Yang disuntik ke perut namanya jenis LMWH (low molecular weight heparin) suatu pengembangan heparin yang dahulu sekali diambil yang berat molekulnya lebih kecil dari 8000 Dalton. Kalau heparin natural yang dahulu disuntik lewat pembuluh darah vena, maka LWMH disuntik lewat lapisan minyak di sekitar pusar, tujuannya untuk mengurangi efek samping perdarahan yang masif yang dapat menjadi efek samping obat ini.

Kalau obat ini disuntikkan dan ada keluhan perdarahan dimanapun, baik, mulut, saluran kencing, buang air besar, hidung atau mata merah, maka harus dievaluasi klinisnya apakah nyeri dada dan enzim jantung atau rekam jantung sudah baik. Kalau sudah baik, maka LMWH dapat dihentikan, tetapi kalau nyeri dan atau rekam jantung dan atau enzim jantung masih jelek, sebaiknya dilakukan "inform consent" ulang ke keluarga apakah obat ini mau dilanjutkan atau tidak.

Pada kasus saya diatas, untung nyeri dadanya berkurang dan pemeriksaan lainnya baik, sementara perdarahan di gusi terjadi karena memang gigi si bapak banyak yang busuk dan infeksi, jadi mudah berdarah. Tetapi memang pemakaian LMWH apalagi heparin asli harus sangat hati-hati, indikasinya harus tegas dan tidak boleh hanya coba-coba.

Karena pada dasarnya semua pengobatan demi keselamatan pasien, kalau tidak yakin aman, sebaiknya jangan dilakukan.

dari FB Kompal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline