Lihat ke Halaman Asli

Posma Siahaan

TERVERIFIKASI

Science and art

Mengejar 30 Menit yang Menentukan Jantung Tetap Berdenyut

Diperbarui: 23 Februari 2018   12:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumen pribadi

"Kemarin ada pasien nyeri dada khas sekali menjalar ke lengan kiri baru 3 jam, sesak, dan gambaran rekam jantungnya ada kenaikan gelombang ST lebih 5 kotak, Dok. Dilaporkan ke spesialis jantung, diberi "order" untuk "streptase"(disuntik dengan obat yang bisa melepaskan/menghancurkan gumpalan bekuan darah di pembuluh darah jantung)." lapor dokter jaga emergency.

"Berhasilkah? Pasiennya stabil?" Tanya Saya saat laporan jaga.

"Pasien stabil, Dok. Nyeri dada berkurang. Tetapi Dokter Spesialis Jantungnya minta kecepatan memasukkan obat streptasenya lain kali lebih cepat lagi, 30-45 menit sejak masuk sudah diberikan. Kemarin masih 110 menit." Katanya lagi.

Berarti harus ada pelatihan ulang mengenai pemberian obat ini supaya efek pengobatannya lebih efektif di lain kesempatan.

Gelombang ST naik 5 kotak kecil (dokumentasi pribadi)

Gelombang diatas, ada di bagian II,III,AVF sadapan rekam jantung, itu posisi di bawah, mirip sekali terkadang dengan sakit "maag", dan dinding jantung di bagian itu relatif lebih tipis, jadi mudah sekali terjadi kondisi fatal dan mematikan.

Karena dokter jantungnya sedang dalam perjalanan ke rumah sakit, sementara sesegera mungkin obat "streptase" diberikan, kalau mungkin 30 menit pertama sejak si pasien masuk ke pintu ruang gawat darurat, maka dokter jaga emergencyyang sudah terlatih diinstruksikan memulai dahulu proses streptase,bila syaratnya memungkinkan, yaitu:

1. Pasien tidak pernah streptase sebelumnya.

2. Masih dalam "golden period" pemberian obat ini, yaitu 6 jam pertama nyeri dada (ada beberapa ahli memperbolehkan sampai 12 jam).

3. Pasien tidak operasi besar dalam 3 minggu terakhir.

4. Tidak hamil.

5. Tidak ada riwayat alergi streptase.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline