Lihat ke Halaman Asli

Posma Siahaan

TERVERIFIKASI

Science and art

"Mabuknya Minggu Lalu Kok Kuningnya Sekarang, Dok?"

Diperbarui: 1 Februari 2018   18:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi ensefalofati alkoholik (dokumentasi pribadi)

Pertanyaan itu dilontarkan keluarga pasien yang membawa anak lelakinya yang usia 20 tahunan awal, dengan keluhan gelisah, lemas, suka mengigau, demam hilang timbul dan mual muntah.

"Iya, ini hatinya mulai rusak oleh karena terlalu sering minum-minuman beralkohol, malah kata keluarga Bapak yang lain, minumannya dioplos dengan macam-macam cairan lainnya ya?" tanya saya.

"Iya, Dok. Tetapi seminggu lalu, saat pulang kondisinya sudah baik dan segar, tahu-tahu ini kumat lagi kayak mabuk, padahal kami seminggu ini menjaga dia supaya jangan minum-minum lagi," kata si Bapak.

Anaknya yang satu ini memang suka menghilang beberapa hari dan ketika pulang sendiri atau ketika dibawa ke rumah saat "teler", kondisinya lemas dan bau alkohol. Sudah beberapa kali dirawat kalau kondisinya berat, tetapi masih diulangi.

Namun yang mengkhawatirkan kali ini matanya menjadi sangat kuning dan air kencingnya seperti teh tua ditambah kesadarannya sangat gelisah, padahal tidak kontak dengan alkohol lagi seminggu ini.

"Kadar kuning (bilirubinnya) melebihi normal, Pak. Pemeriksaan USG (ultrasonografi)-nya juga ada tanda-tanda perlemakan hati yang kronis, namanya fatty liver. Jadi ini diagnosisnya ensefalopati metabolik karena gangguan hati akibat konsumsi alkohol yang berlebihan dan dalam waktu lama. Mungkin dahulu hatinya masih bisa mengompensasi kelainan metabolik akibat alkohol ini. Tetapi sekarang sudah gagal hati," kata Saya.

Akhirnya keluarga maklum dan kebetulan pulang dari rumah sakit seminggu sebelumnya pun karena pulang paksa, jadi belum sembuh benar. Alasannya biaya.

Obat yang diberikan selain menghentikan konsumsi alkohol adalah, obat untuk memperbaiki fungsi hati, obat anti radang, serta infus yang dapat mengendalikan ensefalopati di otak yang mengandung asam amino tertentu yang baik untuk sel-sel otak.

Akhirnya setelah beberapa hari dan uang yang keluar beberapa juta, si pasien boleh pulang, kasus ini tidak dapat menggunakan BPJS Kesehatan karena penyakitnya disebabkan gaya hidup yang suka minuman beralkohol yang kebetulan diakui keluarga. Pertanyaannya kalau keluarga membantah pernah minum alkohol, walaupun bau napas si pasien jelas berbau alkohol, bagaimana? Ini pernah menjadi debat kusir di emergency tentang apakah BPJS Kesehatannya dapat dipakai atau tidak.

Satu lagi selain alkohol yang sebenarnya gaya hidup jelek, yaitu merokok. Pasien asma berat yang baru merokok 2 bungkus dan serangan, perlu perawatan, ini seharusnya tidak ditanggung. Tetapi karena merokok gaya hidup jelek yang sudah dianggap "wajar", masih saja ditanggung, karena kalau tidak ditanggung dengan riwayat merokok, seluruh emergency yang melayani BPJS Kesehatan bisa "pecah" karena pasien atau keluarga mengamuk.

Seharusnya riwayat merokok dan riwayat meminum alkohol dalam 1-2 hari sebelum sakit yang berkaitan dengannya tidak usah ditanggung BPJS Kesehatan, supaya kedua kebiasaaan itu relatif akan berkurang dan pembiayaan untuk gaya hidup yang dianggap "wajar" ini pun otomatis akan berkurang.

dari FB Kompal




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline