Lihat ke Halaman Asli

Posma Siahaan

TERVERIFIKASI

Science and art

Kondisi Jakarta Terkini dibandingkan Dongeng Rumah Sumpek

Diperbarui: 27 Januari 2018   13:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi

Saya pernah diceritakan sebuah kisah atau dongeng yang diceritakan seorang teman tentang "Rumah Sumpek". Konon ada seorang Bapak mendatangi Kepala Sukunya, mengeluhkan kondisi rumahnya yang selalu ribut, dengan istri yang sering mengomel dan anak-anaknya yang sudah 3 orang selalu mengeluh rumahnya sempit, sumpek dan pengap.

"Oh, belilah sepuluh ekor ayam...."Kata si Kepala Suku.

"Terus diapakan pak Kepala Suku?" Tanya si Bapak.

"Masukkan ke rumahmu dan pelihara disana lalu seminggu lagi laporkan hasilnya."Kata si panutan lagi.

Seminggu kemudian si Bapak datang dengan keluhan yang lebih besar, "Aduh, Pak Kepala Suku, rumahku tambah sumpek, tambah bau dan istriku serta anak-anak tambah ribut." 

"Kalau begitu, belilah lima kambing dan masukkan ke  rumahmu, pelihara seminggu dan laporkan lagi pada saya hasilnya..." Senyum si Kepala Suku penuh misteri.

Akhirnya seminggu kemudian, dengan lesu, pusing, mulai jenggotan karena tidak sempat cukuran, si Bapak bertanya ke si Bijaksana, mengapa rumahnya yang sumpek malah tambah bau dan sesak, dia tidak tahan lagi. 

"Pinjamlah tiga sapi Saya, masukkan ke rumahmu dua hari, hari ketiga datanglah kemari..."Kepala Suku malah tertawa-tawa dan si Bapak yang hampir putus asa ini mengambil sapi-sapi itu dan memasukkannya serta memeliharanya di rumahnya dua hari, lalu dia melapor.

"Bagaimana?" Tanya Kepala Suku yang bijak sana, panutan dan sangat pragmatis itu pada si Bapak yang sudah sangat kusut mukanya.

"Saya tahu pak Kepala Suku ada memelihara gajah, tetapi saya menyerah. Saya tidak mau ambil ke rumah saya. Terakhir, apa saran Bapak pada Saya untuk menyelamatkan rumah sumpek saya?"Tanyanya putus asa.

"Kembalikan ketiga sapi saya, kambing dan ayam yang kamu beli berikan kepada saya, saya ganti uangnya, untuk buat pesta di balai desa....."Katanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline