Apakah negeri ini negeri para pemarah? Para pembenci? Para pembully? Para penghukum hakim sendiri? Bisa iya, bisa tidak. Tetapi dari banyaknya para pemarah, baik itu yang langsung mengumpat, meninju atau melempar sesuatu untuk mencurahkan kemarahannya telah diamati oleh dr. Andrew Smyth dari McMaster University, Kanada yang menyimpulkan serangan jantung dapat meningkat dua kali lipat begitu saat marah juga saat aktivitas fisik yang berat.
Laura Kubzansky, PhD, MPH, associate professor pada the Harvard School of Public Health juga melihat kondisi ini meninjaunya dari beberapa sisi fisiologi dan psikologi.
Semua berawal dari syaraf otonom yang mengendalikan jantung, karena organ ini dan otak adalah dua organ yang tidak bisa dikendalikan manusia dengan pikirannya sendiri. Praktisnya, dapatkah Anda memerintahkan jantung Anda untuk berhenti berdenyut? Atau otak untuk berhenti berpikir? Pastilah sangat sulit dan cenderung mustahil.
Ada saraf otonom simpatis yang membuat jantung berdenyut lebih cepat dan saraf parasimpatis yang membuat denyut jantung lebih pelan dan semuanya tergantung kondisi dan situasi sekitar tubuh serta emosi si pemilik jantung. Keduanya bereaksi diperantarai hormon dan enzym yang sesuai untuk masing-masing persyarafan. Hormon yang responsif stress antara lain efinefrin.
Mengajak orang marah dengan berbagai bumbu penyedap rasa sebenarnya menyebarkan potensi serangan jantung ke berbagai penjuru dunia dan ini bukan tidak mungkin berakibat fatal jika si orang yang diajak tersebut sebelumnya sudah pernah serangan jantung.
Jadi bagaimana caranya kalau kita jengkel dengan seseorang di media sosial dan ingin menghukumnya secara baik-baik tanpa membuat diri Anda dan diri teman-teman anda terancam serangan jantung? Menulislah opini di Kompasiana, berikut bukti akurat dan kalau perlu somasi baik-baik si pembuat ulah supaya mengklarifikasi pernyataannya.
Terdengar kurang kejam? Kurang menohok? Ya, sekilas memang iya, tetapi minimal mengurangi kemungkinan serangan jantung, bukan? Setuju?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H