Lihat ke Halaman Asli

Posma Siahaan

TERVERIFIKASI

Science and art

Misteri Segar Bugarnya Orang Batak saat Seharian di Pesta Adat

Diperbarui: 17 Desember 2017   23:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ortu pengantin wanita memberi ulos pada besan (dokumentasi pribadi)

"Bapak "X" serangan jantung di rumahnya hari Minggu,  dibawa ke rumah sakit sudah tidak ada lagi.  Padahal Jumat dan Sabtu di pesta jadi "raja parhata" (pembawa acara adat salah satu mempelai) dia segar-segar saja. " Kata ibuku suatu hari. 

"Sebelumnya pernah masuk rumah sakit, Mak? " Tanyaku penasaran. 

"Memang ada sakit jantung katanya,  tetapi tetap merokok dan makannya banyak.  Tetapi kalau di pesta selalu terlihat segar dan sehat. "Kata ibuku. 

Dan ibuku yang kupanggil Mamak, aku lihat sendiri kalau pesta,  semua penyakit terlihat hilang,  batuk kronis,  nyeri sendi dan sakit asam lambungnya tidak terlihat bila ada pesta adat Batak yang berlangsung dari pagi sampai malam.

dokumentasi pribadi

Padahal kalau kita jadi orang utama yang penting di pesta itu,  kerabat terdekat disebut "suhut", maka untuk yang wanita lebih repot lagi,  harus ke salon sejak subuh,  ikut acara "sibuha buhai" (menjemput pengantin perempuan)  pagi hari, ikut kebaktian pemberkatan pernikahan, lalu acara adat di gedung.

Selanjutnya selesai acara di gedung, keluarga inti kembali ke rumah pengantin pria dan ada acara petatah-petitih,  petuah-petuah kerabat dekat pada pengantin.  Selesainya paling cepat jam 10 malam. 

Anehnya, orang Batak yang mengerti adat sangat menikmati proses pesta yang banyak kata-kata petuah,  urut-urutan memberi ulos dan lain sebagainya,  sambil menilai adakah ada tata urut adat yang salah, adakah makanan yang kurang, adakah musik yang terganggu "sound systemnya". 

Karena terkadang bukan pesta yang bagus yang paling dibahas,  tetapi sebuah pesta yang makanannya kurang atau ada satu kerabat penting tidak dapat hak adatnya dan marah-marah di pesta, itulah yang paling dikenang. 

Segala penyakit kronis, masalah di kantor, masalah anak-anak pelajaran sekolahnya sedang jelek, semua tidak terlihat bahkan cenderung terlupakan saat musik gondang bertalu-talu dan acara adat runut diamat-amati menanti ada "slip adat" yang dapat digosipkan di lain waktu. 

Bahayanya memang bagi orang tua dan ada sakit kronis, tetapi tidak terkontrol dengan baik,  kelelahan fisik ini baru "meledak" di hari berikutnya dan serangan jantung,  sakit pernapasan berat dapat saja berujung fatal. 

Maka dari itu tiap orang yang akan berpesta,  sementara sudah tua apalagi punya sakit kronis, sebaiknya dikontrol penyakitnya semaksimal mungkin dan di hari "H" setiap orang berpenyakit kronis harus meluangkan satu jam waktu jeda untuk beristirahat,  walaupun dia tokoh terpenting di pesta adat. 

Kompal kompasiana

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline