Lihat ke Halaman Asli

Posma Siahaan

TERVERIFIKASI

Science and art

Perlu "Second Opinion" Diagnosis Amnesia pada Para Tersangka

Diperbarui: 17 November 2017   13:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Membaca CT Scan (dokumentasi pribadi)

"Suami saya ini sejak cuci darah kemarin menjadi sering lupa semuanya,  buang air besar pun dia lupa caranya,  cuma makan dan uang saja yang dia ingat,  dok.. "Keluh istri pasien diabetes yang sudah komplikasi ke gagal ginjal dan dugaan adanya amnesia. 

Tapi lucunya saat saya tanya uang 100 ribu sama 20 ribu dia bisa jawab nominalnya dengan jelas,  nama anaknya,  nama istri,  nama orang tua dia menggeleng,  apalagi nama saya. 

"Perlu konsultasi ke spesialis syaraf untuk sakit lupanya,  bu.  Tetapi kita perbaiki gulanya dahulu,  siapa tahu kalau gulanya dan racun ginjalnya normal,  ingatannya bagus lagi. "Jawab saya. 

Memang mendiagnosis amnesia perlu konsultasi ke dokter spesialis syaraf.  Penyebabnya adalah gangguan fungsi luhur oleh trauma,  penyakit metabolik seperti diabetes dan gangguan ginjal,  infeksi dan lain sebagainya.

Amnesia bisa total dan sebagian,  bisa permanen atau sementara.  Ada berbagai kriteria yang perlu diuji oleh dokter yang berkompeten untuk memastikan amnesia benaran atau amnesia-amnesiaan. Berbagai pemeriksaan laboratorium,  CT Scan,  serta beberapa test untuk fungsi luhur dapat dilakukan untuk menyingkirkan penyakit lain. 

Bila penyidik tidak yakin diagnosis amnesia seorang tersangka,  dapat diminta 'second opinion' oleh spesialis lain yang sama kompetensinya tetapi lebih independen atau bila perlu buat tim. Tim ini tidak memihak ke si pasien maupun ke penyidik,  murni profesional. 

Karena seperti pasien saya tadi yang bukan tersangka apa-apa,  namun ingatannya masih kuat untuk nilai duit,  karena dia sangat suka itu mungkin.  Namun bukan tidak mungkin ada yang lain malah jadi pelupa kalau yang ditanyakan malah duit. 

Dari FB Kompal




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline