"Berapa harganya?"Tanya saya pada kasir sebuah toko roti yang menjual es dawet untuk berbuka puasa di pukul 1830, sesudah magrib dan tertulis diskon 50%.
"Satunya 7500 pak. Kalau sebelum berbuka harganya 15 ribu..."Katanya lagi.
"Kalau tidak habis?"Tanya saya.
"Dikasih ke karyawan, pak. Tetapi kami juga tidak boleh menyimpan duluan supaya tidak laku, diawasi 'CCTV' tuh pak..."Katanya sambil senyum.
Sekilas saya lihat memang di ujung-ujung tempat roti dan makanan dijajakan ada kamera pengintai, supaya dapat mengawasi kalau ada makanan yang 'ditilep' oleh pembeli ataupun karyawan sendiri.
Saya pun membeli es dawet dua dan kolak pisang dua. Santannya ditaruh terpisah di kulkas membuat semakin yakin makanan di toko roti ini selalu 'fresh from the open' dan untuk takjil yakin tidak bermalam.
Mumpung masih seminggu lebih lagi saat berpuasa, sebaiknya yang suka membeli 'bukaan' memilih tempat berjualan yang seperti ini, dimana makanan bersantan dan mudah basi lainnya didiskon supaya habis saat malam. Saya pernah membeli es cendol di sebuah mall yang terlihat rapi dan bersih, tetapi tertinggal di mobil selama 3 hari saya temukan masih dalam kondisi harum dan santannya tidak basi.
Tidak mungkin tanpa pengawet bukan? Dan jenis pengawetnya kita tidak tahu pula.
Bahaya pengawet bisa hanya bersifat lokal membuat saluran cerna radang, alergi atau erosi, diare namun dapat juga menimbulkan reaksi yang lebih berbahaya ke organ lain, misalnya asma, serangan jantung atau keganasan (jumlah zat pengawet dan jenisnya menentukan beratnya komplikasi).
Jadi, selagi masih bisa memilih, saya sarankan cari tempat makan yang berdiskon seperti diatas, mudah-mudahan tahun depan tidak harus 'menabung zat pengawet' tiap bulan Ramadhan sebulan penuh kalau sudah tahu tempat-tempat 'fresh fom the open' di tahun ini.
dari FB kompasianer palembang (kompal)