"Harus belajar ikhlas, mas. Biarkan boneka itu bergerak dan hidup sesuai dengan iramanya...."Kata pimpinan Papermoon Puppet Theatre mas Iwan yang bersama dua temannya membawakan pertunjukan boneka kertas yang terkenal sejak tahun 2006 di Yogyakarta. Pementasan ini lebih membahana lagi sejak dijadikan salah satu adegan penting saat Rangga menculik Cinta yang sudah hampir menikah, semalaman menjelaskan mengapa dia memutuskan percintaan mereka 9 tahun lalu.
Wajar kalau beberapa penonton wanita yang penasaran pun berebutan keatas panggung untuk ikut pelatihan kilat bagaimana membuat koran-koran bekas menjadi hidup dan berkarakter. Saat sendiri-sendiri, banyak yang lucu, karena yang diinginkan membuat monyet malah seperti gurita, yang mau membentuk anjing malah seperti ayam. Tetapi saat latihan kerjasama 3 orang berkelompok, mulai terlihat ada bentuk dan ada gerakan yang lumayan mirip orang.
Menjadi anggota grup teater ini sesuai kebutuhan, bila ada proyek yang memerlukan tambahan anggota baru, mereka melakukan audisi yang bertahap, sampai terpilih anggota baru. Pementasan grup ini sudah sampai ke Amerika, Eropa, Jepang dan beberapa negara di Asia Tenggara.
Kreatifitas tanpa batas membuat mereka melanglang buana kemana-mana dan tiket pertunjukannya pun di Yogya lumayan tinggi, kalau tidak salah bisa 75 ribuan. Tapi sepertinya perlu kelenturan tubuh dan fokus sekali untuk pementasan mereka ini, lihat saja badannya tidak ada yang gemuk, karena harus gesit bergerak dengan kerjasama antara yang memegang sisi kanan, sisi kiri dan kaki.
Acara beginian yang saya suka, unik. Untuk pementasan seperti ini, orang Amerika dan mancanegara lain rela mengeluarkan dana yang tidak sedikit mengundangnya, kita di Indonesia malah belum bisa mengapresiasi. Ya, kalau begitu kebetulan, sering jalan-jalan dong mas-masnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H