Lihat ke Halaman Asli

Posma Siahaan

TERVERIFIKASI

Science and art

Ketika Telapak Tangan Pasien Lebih Merah dari Dokternya

Diperbarui: 25 Maret 2017   13:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Antara telapak tangan perawat,dokter dan pasien (dokumentasi pribadi)

"Nah, bu. Warna telapak tangan ibu lebih merah daripada saya apalagi telapak tangan perawat saya. Jadi sel darah merah ibu berlebihan."Kata saya.

"Jadinya sel darah merah berlebih itu buat saya sering pusing-pusing dan kepala berat, ya?"Tanya dia.

"Benar, bu. Hemoglobin saya biasanya 16 gram persen. Padahal saya rutin donor darah setiap 3 bulan. Tapi telapak tangan saya lebih pucat dari telapak tangan ibu. Makanya hasil laboratorium ibu hemoglobinnya ternyata 19,7 g/dL." Kata saya.

Lalu saya sarankan dia kurangi makanan berlemak, kuning telur dan daging. 

"Apakah saya sebaiknya donor darah juga, dok? Saya belum pernah dan takut, sih. Tapi demi kesehatan, saya juga mau."Katanya.

"Boleh saja,bu. Walaupun darahnya belum tentu bisa dipakai kalau nanti ternyata bentuknya tidak normal. Tetapi minimal bisa mengurangi kepekatan hemoglobin dan sel darah merah ibu."Kata saya.

Nama kelainan ini polisitemia, biasanya hemoglobin lebih 16 pada wanita dan pada pria lebih 17. Biasa terjadi di pegunungan sebagai adaptasi terhadap oksigen yang tipis, namun di dataran rendah ini dapat membuat keluhan mirip vertigo dan gejala jantung akibat darah terlalu kental. Obat terbaik selain menjaga makanan yang kurang zat kolesterol dan protein (kurangi yang terlalu bergizi), juga sebaiknya darah berlebihnya dibuang atau didonorkan. Walaupun kalau sel darahnya tidak normal tetap dibuang karena bisa saja jadi penyakit di tubuh orang lain.

Mendeteksinya mudah-mudah gampang. Coba bandingkan warna telapak tangan kita dengan teman sekitar yang sehat. Kalau jauh lebih merah, biasanya ada kemungkinan polisitemia dan segera ke dokter penyakit dalam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline