"Saya akhir-akhir ini agak mudah mengantuk dan lemas, Dok. Biasa pakai insulin dosis 20 unit, 4 kali suntik. Tiga sesudah makan dan 1 kali waktu malam."Kata Pasien usia 20-an akhir yang menderita diabetes tipe 1 yang dideritanya sejak remaja.
Sebenarnya yang dia suntik insulin 2 jenis, yang kerja cepat, 3 kali suntik sesudah makan, untuk mencegah meningkatnya gula mendadak diatas 200 mg/ dL yang dapat membuat pembuluh darah sering terkikis, rusak dan 1 kali suntik malam yang kerjanya landai selama lebih kurang 24 jam, mencegah gula darah puasa naik akibat pemecahan gula di hati.
Setelah pemeriksaan fisik, diperiksa gula darahnya 53 mg/dL padahal dia sudah sarapan dan saya memeriksanya pukul 9 pagi, ini termasuk kerendahan, dibawah 60 mg/dL.
"Dosis insulinnya saya turunkan dahulu, ya. Tiga kali 6 unit sesudah makan, lalu yang malam hanya 10 unit. Malah kalau masih lemas juga, ke Instalasi Gawat Darurat saja, biar dirawat."Kata Saya.
"Jangan, Dok. Saya mau tetap 20 unit. Saya tidak sakit, tidak usah dirawat." Kata si Pasien memaksa. Dia merasa sudah bertahun-tahun dosis itu dan tidak mau diubah.
"Maaf, Saya harus meresepkan dosis insulin yang rendah dahulu, baru bertahap dinaikkan. Karena gula darah yang terlalu rendah lebih berbahaya daripada yang tinggi." Kata Saya.
Akhirnya si Pasien menggerutuh dan mengancam mau pindah rumah sakit lain, Saya pun mempersilahkan, kalau memang tidak puas.
Memang sulitnya kalau Pasien BPJS, hanya bisa kontrol sebulan sekali untuk kasus kronis seperti diabetes melitus. Jika Pasien diinapkan 3-5 hari hanya untuk menentukan dosis insulin yang tepat, bisa saja dianggap 'tidak layak' dirumah sakitkan. Padahal, Pasien dengan suntikan insulin sangat rentan terjadi kondisi hipoglikemia atau hiperglikemia. Kondisi gula darah kerendahan (hipoglikemia) dimana kadar glukosa kurang 60 dapat membuat kesadaran menurun akibat otak membengkak dan dalam 8 jam lebih jika tidak ditolong, bisa fatal.
Pertolongan pertama bagi pasien diabetes melitus yang pingsan, tanpa peduli gulanya ketinggian atau kerendahan adalah diberikan gula, misalnya teh manis atau permen dengan gula. Jadi, kalau ternyata gulanya tinggi, itu tidak masalah, karena manusia bisa hidup dengan gula diatas 500-an 2-5 hari tanpa pingsan, tetapi kalau gula dibawah 60 dalam menit pasti sudah 'gelap'.
Si Pasien diatas tidak mengerti bahaya gula darahnya yang rendah dan menganggap menurunkan dosis insulin saat gulanya 53 mg/dL adalah merugikan dia. Padahal, dosis insulin dapat dinaikkan bertahap nantinya, sampai dosis ideal. Masalahnya memang menaik-turunkan dosis hanya bisa 1 bulan sekali.
Jadi, bila keluarga anda berpenyakit diabetes melitus dan disuntik 4 kali, hati-hati kalau ada gejala lemas, mengantuk, gelap dan saat tidak nafsu makan atau banyak aktifitas, kecenderungan hipoglikemia selalu ada. Sebaiknya memang ada alat pemeriksa gula darah di rumah yang dipakai saat kondisi seperti tadi, supaya insulinnya ditunda disuntik bila gula darahnya dibawah 60 atau malah dibawah 100.