Lihat ke Halaman Asli

Posma Siahaan

TERVERIFIKASI

Science and art

Mau Makan Rujak? Nilai Dahulu Suasana Hatimu

Diperbarui: 16 Oktober 2016   13:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ngerujak di kompasianival (dokumentasi pribadi)

"Makan rujak, dok? Hehehehe..."Tawaran Oma Eni yang menyodorkan piring plastik berisi berbagai buah-buahan segar seperti nenas,jambu air, kedondong, timun, mangga, pepaya dan tidak lupa dengan saus rujak dari kacang diulek, gula merah/kecap dan pastinya cabai rawit.

"Ini pedas tidak? Kalau tidak pedas saya tidak mau..."Kata saya jual mahal sedikit.

"Dijamin pedas, dok."Kata teman-teman lainnya yang dapat dilihat di video dan gambar.

Tetapi yang menarik ada duo Maria disana, Maria Sumitro dan Maria Margaretha yang setahu saya sering bertanya jawab soal sakit 'maag' dan mereka makan juga rujaknya walau dengan kadar 'saus' dan jenis buah-buahan yang diatur sedemikian sesuai kebutuhan.

"Ada laporankah yang merujak kemarin, mual muntah atau diare?"Tanya saya kepada salah satu pentolan teman dari Desa Rangkat dan dia mengaku tidak ada keluhan, semua bahagia. Padahal di tempat yang sama juga beberapa jam kemudian ada pesta pempek yang dikirim oleh Kompasianer Palembang, dengan 'cuka-nya' yang juga pedas.

Mungkin memang karena suasana hati para Kompasianer saat itu lagi 'happy', maka asam lambung yang biasanya meningkat saat salah makan, sore itu mendadak ternetralkan oleh suasana hati. Secara teoritis kejiwaan, itu namanya 'psikoneuroimunologi', dimana ada mekanisme pertahanan tubuh yang meningkat kalau suasana hati sedang senang-senangnya dan kalau suasana hati yang menurun dalam jangka waktu kronis, timbul penyakit fisik, itu namanya 'psikosomatis'.

Yang menarik dalam pembelaan kasus 'kopi sianida', pengacara terdakwa Jessica, Otto Hasibuan mengungkap hasil pemeriksaan lambung korban Mirna, dijumpai adanya sel-sel limfosit di bagian lambung yang erosif, menandakan adanya peradangan kronis disana. Jadi, kalau sel kekebalan kronis ini meningkat karena suasana bahagia yang terus-menerus, akan sangat mudah terjadi pemulihan jaringan lambung yang lecet.

Minimal, di Kompasianival 2016, 8 Oktober kemarin, saya pribadi dapat secara langsung melihat wajah-wajah bahagia beberapa teman yang sering mengeluh perut kembung dan tetap berani ikutan merujak. Bila suasana bahagia seperti ini tetap terjaga, maka akan sangat sedikit Kompasianer yang sakit asam lambungnya kambuh sehingga perlu perawatan.

Dan untuk berinteraksi sesama teman, tidak mungkin dengan tiap hari buat 'event' seperti Kompasianival, namun dengan menulis, berkomentar, membaca atau sekedar 'vote' tulisan teman-teman di Kompasiana, sudah sangat mewakili untuk membuat interaksi yang membahagiakan.

Jadi ada rujak atau tidak ada rujak, ada kopi darat atau tidak ada kopidarat, seharusnya penyakit asam lambung dari para Kompasianer dapat diatasi dengan prinsip 'sharing and connecting'.

Setuju?





BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline