Lihat ke Halaman Asli

Posma Siahaan

TERVERIFIKASI

Science and art

Kelenjar Gondok Terasa Membara Karena Penyedap Rasa

Diperbarui: 14 Oktober 2016   11:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Struma tiroid (dokumentasi pribadi)

"Kenapa gemetaran lagi, Mbak? Beberapa bulan terakhir biasanya sudah terkontrol dari denyut jantung sampai tonjolan bola matanya, sekarang mengapa seperti awal lagi?" Tanya saya penasaran pada ibu muda usia 20 tahun awal yang terkena penyakit 'gondok beracun' atau hipertiroid. Kadar hormon T4 (tiroidnya) lebih dari 24 dan Tiroid Stimulating Hormon (hormon pengatur pelepasan tiroid di otak) rendah kurang 0,05. Setelah makan obat kurang lebih setahun 3 bulan T4 nya normal dan TSH-nya normal. 

Tetapi di catatan medis, memang dia tidak kontrol 2 bulan terakhir, saya duga dia kesulitan mengambil rujukan BPJS Kesehatannya.

"Maaf, dok, saya baru nikah, sekarang saya tinggal dengan suami di rumah kami sendiri. Waktu saya tinggal dengan ibu saya, makanan saya diaturnya tidak banyak pengawet, tidak banyak penyedap rasa dan sejenis organik-organik begitulah. Tetapi sejak mandiri, kami kebanyakan makan beli jadi dan sepertinya banyak penyedap rasanya. Apalagi saya kelupaan berobat jadi terasa gondok saya sepertinya tambah besar dan saya gemetaran lagi dan mata saya kembali pedih." Katanya seperti cemas.

Tremor di tangan (dokumentasi pribadi)

"Mulai belajar masak sendiri ya, Mbak. Sayang sekali kalau sesudah menikah penyakitnya terjadi penurunan, apalagi kalau sampai hamil dan hipertiroidnya bertambah hebat, bayinya kasihan nanti bisa gagal tumbuh akibat jaringan tubuhnya dibakar oleh hormon yang berlebihan." Kata saya.

"Iya, ini sedang belajar-belajar, dok. Mau pindah ke rumah orang tua lagi malu." Katanya senyum kecut.

Saya pribadi belum bisa memastikan apakah penyedap rasa memang bisa langsung membuat hormontiroid di tubuh si Mbak ini 'membara', atau bahan makanannya yang menjadi kurang sehat atau memang karena dia tidak sempat berobat 2 bulan. Tetapi memang perlu dicermati perubahan gaya hidup, perubahan pola makan dan perubahan tingkah laku yang ekstrim pada pasien-pasien berpenyakit kronis seperti ini seharusnya diantisipasi oleh keluarga dengan berbagai persiapan.

Akhirnya setelah diberi obat sebulan, dinasehati kembali soal makanan dan istirahat yang cukup, dia pun pulang dengan satu pertanyaan penting, "Saya boleh hamil tidak, dok?".

"Boleh, tetapi harus lebih sering kontrol bayinya daripada ibu-ibu hamil biasa. Juga jantung dan kadar gondoknya mungkin lebih sering diperiksa."Anjuran saya, kalau pakai BPJS hanya boleh periksa sebulan sekali di rumah sakit, berarti untuk pemeriksaan tambahan dia harus periksa di PUSKESMAS atau dokter keluarga.

Ternyata memulai hidup baru itu tidak semudah dan sesederhana kata-kata bijak dari motivator super.

logo-kompal-57ffa2ca7993736a1f0a44e3.jpg




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline