Lihat ke Halaman Asli

Posma Siahaan

TERVERIFIKASI

Science and art

Usia di Atas 40 Tahun dan Mual-mual, Periksalah Gula Darah dan Rekam Jantung

Diperbarui: 4 Oktober 2016   12:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi mengecek kesehatan jantung. (Shutterstock)

"Harus diperiksa semua ya, Dok?" tanya kepala ruangan saat menemani visite pasien-pasien yang dirawat di ruangannya. Kebetulan ada yang masuk ke rumah sakit dengan keluhan mual dan muntah hebat, kepalanya pusing. Tidak ada riwayat kencing manis sebelumnya karena belum pernah cek darah sampai umur 40-an akhir dan mengaku petani yang sehat dan tidak pernah sakit, merokok kuat dan minum kopi juga kuat.

"Kalau di buku, tidak disebutkan wajib, tetapi pengalaman saya, kalau usia di atas 40 dan selama ini sehat-sehat saja, tidak ada riwayat sakit apa pun, tiba-tiba ada gejala seperti tadi, gula darahnya, rekam jantungnya atau keduanya besar kemungkinan ada masalah," jawab saya. Itu namanya pengalaman klinis, bukan penelitian resmi. Namun, kalau saya mau buat penelitian juga memungkinkan, namanya retrospective study, di mana semua pasien dengan kriteria di atas 40 tahun dan dengan keluhan utama mual-muntah, berapa persen yang ekg, gula darahnya tinggi, lalu dibandingkan yang positif dan negatif secara statistik.

Dan untuk pasien yang ini, kebetulan gula darahnya di atas 400 dan rekam jantungnya menunjukkan ada 'infark' (kematian sel-sel jantung akibat kekurangan oksigen yang lama) dan dikonfirmasi dengan pemeriksaan enzim jantung, ternyata ada peningkatan lebih dua kali normal.

EKG ,elektrokardiografi (dokumentasi pribadi)

Serangan jantung yang mirip maag ini biasanya menyerang jantung bagian bawah (inferior iskemik atau inferior infark) yang sangat dekat lambung. Jadi, rasa nyerinya dialihkan ke gejala-gejala saluran cerna, bukan nyeri dada kiri seperti biasa. Pasien biasanya malah memegangi perut seperti mulas, padahal jantungnya yang sangat butuh pertolongan segera.

Kalau dokter yang menangani kurang jeli memeriksa rekam jantung dan gula darah, memberikan si pasien hanya obat lambung dan diijinkan pulang, bukan tidak mungkin si pasien akan meninggal di jalan atau segera setelah tiba di rumah.

"Pasiennya, kirim ke ICU (intensive Care Unit) supaya kita bisa memberi obat pengencer darah yang optimal dan kalau ada nyeri dada hebat atau henti jantung maka perawatnya lebih cepat memberi pertolongan." Dan pasien pun dipindahkan ke sana selama tiga hari, lalu hari ke-5 pulang dengan nasihat jangan capek dulu, atur pola makan, berhenti merokok dan kalau sudah terkontrol nanti, lakukan olahraga ringan.

Pasien-pasien seperti ini kalau nanti pulang harus "ditakut-takuti" untuk lebih peduli akan jantungnya karena serangan kedua atau ketiga dari serangan jantung seperti ini biasanya lebih fatal dan harus selalu tersedia obat-obat yang dapat memperbaiki pembuluh darah jantung yang diletakkan di bawah lidah.

Jadi, jangan menganggap remeh semua nyeri perut sebagai maag dan hanya makan obat pereda asam lambung, terutama usia lebih 40 tahun dan ada gejala diabetes melitus.

Kompal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline