Lihat ke Halaman Asli

Posma Siahaan

TERVERIFIKASI

Science and art

Inilah Beberapa Penyebab Kegagalan Vaksinasi

Diperbarui: 21 Juli 2016   07:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi. Shutterstock.

Lelah berdebat beberapa kali tentang berguna atau tidaknya vaksinasi dengan beberapa Kompasianer yang antivaksinasi, kembali harus berhadapan dengan kenyataan bahwa si vaksin itu sendiri ternyata bisa saja palsu. Tetapi secara kedokteran, prinsip pencegahan penyakit berbahaya tetap harus didukung, walaupun teknisnya dapat saja terjadi kesalahan yang berakibat hasil tidak memuaskan.

Ilustrasinya begini, vaksinasi itu seperti pasukan komando (ilustrasi dari imunitas tubuh anak) yang berlatih menghadapi teroris (vaksin), namun teroris ini bisa berupa boneka atau pasukan lain yang lebih lemah dari mereka. Tanpa latihan, pasukan komando ini belum tentu bisa melumpuhkan teroris yang membajak pesawat atau menyandera awak kapal batubara.

Soal wajib atau tidaknya disuntik vaksin tertentu, itu sesuai dengan peraturan dan pemilihan vaksin apakah yang gratis disediakan pemerintah atau yang non-subsidi pemerintah itu hal lain lagi.

Apakah semua vaksinasi akan sukses meningkatkan kekebalan terhadap penyakit yang dituju? Jawabannya belum tentu. Ini beberapa hal yang dapat membuat upaya vaksinasi gagal.

1. Faktor si anak, apakah saat divaksinasi sedang makan obat anti radang/anti alergi atau obat lain yang dapat menurunkan kekebalan tubuhnya? Ilustrasinya, kalau saat latihan si pasukan komando sedang mabuk atau kelaparan atau sedang kelelahan, maka hasilnya bukan peningkatan keterampilan perang, malah babak belur dihajar tim lawan.

2. Faktor vaksin, bisa saja tidak optimal. Misalnya vaksinnya kadaluarsa, atau vaksinnya rusak karena disimpan di kulkas yang terlalu dingin menjadi beku atau terlalu panas sehingga zat aktifnya pecah dan terakhir kalau vaksinnya 'sengaja' dimanipulasi. Dimanipulasi ini bisa saja dioplos, misalnya kadarnya dari 100 persen menjadi tinggal 50% 25, 10 % atau malah diganti dengan cairan lain.

Ilustrasinya misalnya pasukan komando sudah siap latihan dengan skenario menghadapi pasukan teroris, ternyata saat memasuki gedung yang dijadikan sasaran latihan, yang didatangkan para pemain musik dan penari dan bukan pasukan dari unit lain. Bingung gak tuh pasukan?

3. Faktor kedisiplinan, misalnya vaksinasi yang memerlukan pengulangan 1 bulan kemudian, namun si pasien baru datang 5 bulan kemudian, maka bisa jadi hasilnya tidak maksimal.

Kalau vaksinasi gagal dan si anak serta orang tua tahu, maka vaksinasinya akan secara sadar diulang. Tetapi kalau orang tuanya yakin si anak sudah kebal penyakit tertentu tetapi ternyata tidak, ini cukup membahayakan.

Untuk itu, sebaiknya setiap orang tua yang mau memvaksinasi anaknya saya sarankan sebagai berikut:

1. Saat imunisasi yakinkan kondisi fisik si anak tidak sedang makan obat dan tidak sedang sakit atau kurang gizi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline