Lihat ke Halaman Asli

Posma Siahaan

TERVERIFIKASI

Science and art

Beginilah Portugal Tanpa Ronaldo

Diperbarui: 11 Juli 2016   12:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ronaldo tekapar (jepretan pribadi)"][/caption]Ronaldo meringis kesakitan dan geleng-geleng kepala, akhirnya tanpa bisa ditolak lagi, dia harus mengakui batas kemampuannya sebagai manusia dan harus menyerah dengan cedera.

Ya, dengkul kirinya berkali-kali dilanggar pemain Prancis, terutama Dimitri Payet yang membuatnya berkali-kali harus tekapar. Kira-kira di menit ke 10, dia hanya diberi obat semprot penahan sakit, lalu di menit 17-an dia tekapar lagi dan dengkulnya dibebat dengan elastis untuk menekan peradangan dan mengurangi rangsangan nyeri.

Tetapi saat terjatuh lagi di menit ke 20-an, dia menyerah dan digantikan. Semua  pendukung Portugal terlihat sedih. Apa jadinya kesebelasan mereka tanpa Ronaldo?

Ternyata di 20-an menit yang tersisa di babak pertama, kesebelasan Portugal tidak menjadi bulan-bulanan Prancis, masih tetap ada serangan balik yang membahayakan oleh Nani dan Quarisma.

Di pihak Prancis ada beberapa peluang diciptakan Grizmann, Giroud dan Sissuko namun masih bisa diatasi oleh Patricio.

Babak pertamapun berkesudahan 0-0 dan sepertinya memang Portugal harus membuat skenario kerja sama tim tanpa CR7, ini terbukti bermanfaat, ketika si 'superstar' ditarik agak ke belakang dan tidak jadi 'target-man', maka serangan Portugal lebih efektif seperti saat mengalahkan Wales 2-0 di semifinal 3 hari yang lalu. Mungkin saja bila si bintang benar-benar tidak ada di lapangan dan 'fokus' pemain lain sudah ke pemain lainnya, maka permainan bisa lebih bervariasi dan pemain Prancis pun sulit membaca arah serangan.

[caption caption="Tangisan Ronaldo (jepretan pribadi)"]

[/caption]Bagi saya pribadi, Prancis atau Portugal yang menang tidak masalah, namun sisi kemanusiaan dan batas kekuatan fisik seorang Ronaldo yang memaksanya menerima kenyataan harus berhenti berjuang sangat mengharukan.

Tangisan kekecewaannya dan kesakitan yang diakibatkan pelanggaran kejam tanpa bisa membalas, harus membuyarkan mimpinya mencetak gol hari ini untuk memecahkan rekor gol piala Eropa menjadi 10 kali. Dan mungkin 4 tahun lagi dia tidak bisa ikut lagi atau tidak sehebat saat ini lagi.

Menangislah Ronaldo, mudah-mudahan tangismu berakhir bahagia di akhir pertandingan.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline