Posma Siahaan nomor 114
[caption caption="Ilustrasi pribadi"][/caption]
"Rangkul pinggangku Ga, jangan malu-malu. Kita foto bareng 'gadged' baruku, lalu aku langsung tayangkan ke 'medsos'."Ajak Liberica, gadis cantik si pengagum diri sendiri, pengagum matanya yang bulat, bulu matanya yang lentik, hidung mungilnya yang mancung runcing, serta bibir meronanya yang selalu bersinar cerah kalau di foto.
"Kamu tidak keberatan?"Tanya Rangga, si foto model ganteng yang konon kabarnya tidak nafsu sama cewek.
"Kamu kan selebritis, aku bangga, kok foto sama kamu...."Senyum manis Liberica dengan kedip mata menggodanya, membuat Rangga hanya manggut-manggut.
"Ya, kalau kamu suka, ayo saja." Toh, si Liber teman SMA-nya, yang walaupun sering dekat dengan ratusan pria, tetapi konon kabarnya hanya untuk diajak rangkulan, makan dan foto-foto lucu-lucuan saja. Tidak pernah lebih.
[caption caption="anak gunung (ilustrasi pribadi)"]
[/caption]
Begitulah Liberica, dengan semangat berfoto rianya, lalu mulai bosan dengan gaya-gaya lama, dia pun mencoba sesuatu yang sangat menantang, mendaki gunung tinggi, memicu adrenalin di ketinggian puluhan ribu kaki, hanya untuk berfoto 'selfie'.
"Berfotolah bersamaku Agun."Katanya pada si anak gunung. Pemandu pendakian gunung terkenal seantero negeri.
"Tapi mbak, muka saya jerawatan, hitam-hitam dan kasar."Kata si lelaki sangar.
"Saya bosan berfoto bareng teman cantik dan ganteng. Saya perlu foto yang abadi di puncak tertinggi dengan pemandu pendakian paling dicari."kata Liberica penuh arti.