Lihat ke Halaman Asli

Posma Siahaan

TERVERIFIKASI

Science and art

Lain Kali Rujukan BPJS-nya Minta diketik, Pak

Diperbarui: 26 Juli 2015   23:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Rujukan BPJS tulis tangan (dokumentasi pribadi)"][/caption]

"Nah, ini obatnya saya kasih sebulan buat hipertensinya, tetapi selanjutnya kalau mau berobat ke rumah sakit, minta rujukan dari PUSKESMAS yang diketik, ya...."Kata saya.

"Lho, biasanya kalau sudah ada rujukan begini, boleh kontrol sampai 3 bulan, dok?"Tanya si pasien bapak-bapak usia 70 tahunan sedikit protes.

"Iya, dulu boleh setiap rujukan dilayani 3 bulan, sekarang harus yang prosedurnya benar dulu,baru boleh kontrol di rumah sakit lebih sekali, kalau rujukannya tidak benar, hanya boleh dipakai satu kali."Jawab saya.

Nah, kalau melihat kertas rujukan di atas, apa masalahnya? Ada beberapa hal, yaitu:

1. Ditulis tangan.

2. Nomor rujukan diatas kurang rinci.

3. Diagnosis rujukan 'hanya' hipertensi.

Seharusnya kalau merujuk, fasilitas kesehatan primer (FASKES PRIMER) agak 'serius' membuatnya dengan mengetik surat tersebut dan memberi nomor yang sesuai prosedur. Lalu diagnosisnya harus layak rujuk, misalnya hipertensi dengan gangguan jantung, hipertensi dengan gangguan ginjal, hipertensi dengan diabetes atau hipertensi karena kelainan sekunder.

Diagnosis hipertensi 'tokh' seharusnya dapat diatasi di PUSKESMAS atau dokter keluarga, karena termasuk 150 penyakit dasar yang harus selesai di tingkat dasar. Karena tiap FASKES primer sudah menerima uang perbulan untuk mengatasi penyakit dasar peserta BPJS yang dinaunginya.

Bila semua pasien BPJS dirujuk ke rumah sakit dengan penyakit yang dasar/ringan, maka BPJS sebenarnya rugi, karena membayar FASKES primer puluhan sampai ratusan juta sebulan hanya untuk membuat rujukan, sementara di rumah sakit harus juga dibayar 'klaim' pasien sesuai jumlah kunjungan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline