Lihat ke Halaman Asli

Posma Siahaan

TERVERIFIKASI

Science and art

Takut Pembalut Berklorin? Serahkan Saja pada TNF-Alfa

Diperbarui: 9 Juli 2015   03:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat gonjang-ganjing pilpres tahun lalu saya pernah membahas soal silogisme, yaitu cara menarik kesimpulan deduktif, sesuai logika dari dua kalimat/keadaan (premis) umum menjadi satu kalimat khusus. Misalnya: premis pertama manusia adalah fana, premis kedua saya adalah manusia, maka silogismenya adalah saya pun adalah fana.

Namun ada kalanya silogisme ini dipakai sebagai cara menarik kesimpulan yang terburu-buru, karena motivasi tertentu, misalnya saat kampanye, saat 'perang dagang' dan saat mau mempengaruhi orang lain, misalnya: produk pembalut tertentu mengandung klorin, kalimat kedua klorin dapat membuat kanker. Keduanya bisa saja benar, tetapi apakah dapat segera diambil kesimpulan bahwa semua pembalut berklorin 'pasti' membuat kanker leher rahim?

Jangan terlalu terburu-buru membuat silogismenya, logikanya harus diuji dahulu satu persatu, pembalut mengandung klorin, berapa kadarnya? Apakah kontak langsung si klorin ke tubuh si pemakai atau ada 'bantalan' tertentu? Kalimat keduanya klorin membuat kanker? Nah berapa banyak kadar klorin yang memicu kanker, apakah harus terus menerus atau sekali kontak dapat terjadi kanker?

Kalaupun toh kadar klorin di pembalut di pasaran cukup untuk memicu munculnya sel-sel kanker, maka tubuh memiliki sejenis protein Tumor Necrosing Factor- Alfa ( TNF-Alfa ) yang dihasilkan oleh monosit yang tugasnya menetralisir, menghancurkan dan menghambat sel-sel mutasi calon-calon kanker.

Diyakini tiap hari ada jutaan sel bermutasi dalam tubuh semua orang akibat dipicu zat-zat karsinogenik, tetapi kenyataannya tidak semua orang kena kanker. Kenapa? Karena ada TNF-alfa dan hanya beberapa orang yang tidak beruntung TNF alfanya kalah lalu sel kanker pun berkembang.

Apakah hanya klorin pemicu kanker? Bukan, asap rokok malah lebih berbahaya dan mungkin tiap hari dihirup ibu-ibu rumah tangga yang suaminya, anaknya atau cucunya pun merokok, padahal si ibu hanya memakai pembalut 7 hari dalam sebulan. Tetapi si ibu toh tetap tidak bisa mengatasi asap rokok pasif yang terpaksa dihirupnya dengan resiko kanker lebih besar di saluran pernapasan atau organ tubuh lainnya.

Mungkin isu pembalut berklorin ini muncul karena ada produk pembalut non klorin yang ingin tampil beda dan apakah ini bagian dari 'perang dagang'? Saya tidak bisa memastikan, tetapi produk yang nonklorin pun jangan-jangan punya bahan pengawet atau antiseptik lain yang mungkin tidak kalah berpotensi kankernya juga.

Maka, selagi seorang wanita rajin berolah raga, bergaya hidup sehat dengan diet yang sehat, kebersihan diri yang baik, mudah-mudahan kalau memakai pembalut berklorin pun ada TNF-alfa di tubuhnya yang cukup buat mengatasi calon-calon sel-sel kanker di dalam tubuhnya.

Semoga bermanfaat!

 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline