"Nyeri sekali dada kiri, dok."Kata pasien yang sudah berpangkat perwira di kepolisian dan memegangi dada kirinya.
"Obat darah tingginya tidak dimakan?"Tanyaku, karena si pasien biasanya rajin kontrol minimal sebulan sekali dan tekanan darahnya antara 130-150 mmHg setiap datang.
"Sudah seminggu tidak makan obat, dok. Sibuk mengawal kotak dan surat suara, dok. Takut kalau petugas curang."Katanya.
Akibat kesibukan mengawal dan menjaganya tersebut, si pasien jadi susah tidur apalagi ditambah nonton bola dan minum kopi maka tekanan darahnya menjadi 210/130 mmHg.
"Rekaman jantungnya ada penyumbatan di ventrikel kiri sedikit, jadi yang bikin nyeri adalah tekanan darahnya yang berlebihan, jadi otot jantung kelelahan dan 'menjerit'."Kataku.
'Jeritan' sel-sel jantung ini kalau terjadi kekurangan oksigen pada sel-sel jantung yang disebabkan pembuluh darah di jantung terjepit otot-otot yang bekerja ekstra keras.
"Saya minta surat istirahat saja, dok. Kalau tidak ada itu pasti saya disuruh tetap jaga."Katanya dan beliau tidak mau dirawat.
Nah, ternyata aparat kepolisian serius juga menjaga kotak suara supaya jangan diganggu oknum sebelum hari H penyoblosan di 9 Juli.
Penjagaan ini terkadang membuat banyak aparat yang ada penyakit darah tinggi, jantung, ginjal atau diabetes melitus harus ekstra hati-hati karena beban psikis sering memperparah beratnya sakit, apalagi kalau mereka jadi tidak sempat kontrol ambil obat.
Untuk itu sebaiknya disiapkan fisik dan jumlah obat yang cukup dalam beberapa minggu ke depan, karena jangan sampai sesudah pesta demokrasi ini banyak aparat yang sakit berat.
Semoga bermanfaat!