Lihat ke Halaman Asli

Posma Siahaan

TERVERIFIKASI

Science and art

Selalu Kembung dan Sembelit karena Tiga 'Resleting' di Kulit

Diperbarui: 17 Juni 2015   22:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1412002964304538746

[caption id="attachment_362654" align="aligncenter" width="480" caption="(dokumentasi pribadi)"][/caption]

"Waduh, ini perutnya kok banyak resletingnya, kek?"Tanyaku pada pasien laki-laki 60-an tahun yang datang dengan keluhan sering mual, kembung dan susah buang air besar satu tahun terakhir dan tambah berat 1 bulan ini.

"Saya pernah operasi di perut tiga kali dok.Usus buntu 10 tahun yang lalu, batu ginjal 5 tahun yang lalu dan tumor perut 2 tahun yang lalu."Katanya bangga.

"Wah, pantas sering kembung dan kotorannya susah keluar, mungkin ususnya banyak yang lengket-lengket karena bekas operasi atau terjahit dengan organ-organ sekitarnya jadi tidak bisa bergerak bebas."Kataku.

Lalu saya terangkan kalau memang ada perlengketan usus yang berat, maka bukan tidak mungkin terjadi sumbatan usus yang membuat ususnya meradang dan harus dioperasi lagi.

"Waduh jangan,dok. Cukup 3 kali perut saya 'dibuka'. Tolong kasih obatnya dulu."Katanya.

Lalu diberikan obat 'pelancar' yang dimasukkan dari anus, sambil diajari pengaturan pola makan yang banyak serat, sedikit-sedikit tetapi sering, kurangi yang berbumbu pedas, minuman bersoda dihindari.

Beberapa kasus seperti ini sering terjadi dan kemungkinan besar karena perlengketan usus akibat proses pembedahan. Pada ibu-ibu yang dioperasi 'sesar' juga sering mengalami kembung dan nyeri-nyeri perut di sekitar tempat operasi. Makanya, bila mungkin dilahirkan normal, sebaiknya si bayi melewati 'jalan lahir' alaminya yang biasanya cepat sembuh tanpa sisa perlengketan.

Pengaturan makan sangat penting, karena kalau sampai terjadi usus terjepit/terpelintir/membusuk, bukan tidak mungkin harus dilakukan operasi.

Semoga bermanfaat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline