Lihat ke Halaman Asli

Posma Siahaan

TERVERIFIKASI

Science and art

Belajar Membakar Kanker Hati Pakai 'Frequency Radio Ablation'

Diperbarui: 17 Juni 2015   22:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14123148291748038093

[caption id="attachment_363642" align="aligncenter" width="604" caption="Membakar hati sapi pakai RFA (dokumentasi pribadi)"][/caption]

Mengingat banyaknya kasus hepatitis B di Indonesia (lebih 8% populasi) dan sekitar 5% bisa jadi kronis, lalu 5% yang kronis bisa jadi kanker hati, maka deteksi sedini mungkin kanker hati ini perlu dilakukan.

Ini sangat penting, karena kuat dugaan sebagian besar kasus hepatitis B kronis di Indonesia didapatkan dari ibu ke anak saat proses melahirkan. Ini terjadi karena imunisasi hepatitis B selama ini tidak dilakukan saat 12 jam pertama saat si bayi lahir namun sering sesudah 1 minggu kemudian.

Untuk itu diadakan 'Kursus Penyegar Hepatologi khusus topik Hepatitis B' pada tanggal 1 dan 2 Oktober 2014 lalu yang memperdalam dokter-dokter penyakit dalam di daerah untuk dapat lebih memperjelas diagnosis hepatitis B dengan fase-fasenya, dapat menentukan kapan memulai pengobatan dan kapan harus 'menunggu' sambil memantau dan mempelajari beberapa tindakan minimal yang bisa dilakukan untuk mengatasi tumor-tumor hati berukuran kecil (kurang 3 cm).

Nah, salah satu tehnik yang dipakai 'menghancurkan' kanker hati kecil adalah menggunakan zat yang dapat menyalurkan gelombang radio frekuensi tertentu yang mengakibatkan panas diatas 60 derajad celcius.Zat itu dimasukkan melalui jarum tertentu dan diarahkan ke tumor hati dengan panduan ultrasonografi.

Panas itu bisa membakar sel kanker, sambil menjaga hati sekitarnya yang sehat tidak rusak.

Ini termasuk operasi minimal dan dapat dilakukan jika jumlah tumornya kurang dari 3 dan yang terbesar kurang 3 cm. Biasanya prosedur ini dilakukan berulang-ulang sampai tumornya habis.

Nah, walaupun nantinya perlu ada pelatihan khusus lagi bagi ahli penyakit dalam untuk melakukan prosedur ini pada hati manusia benaran, namun dipakai hati sapi untuk demonstrasi 'membakar' tumor dan ternyata memang bagian hati yang dipancarkan gelombang ini menjadi hancur, walau bagian lainnya sehat.

Sayangnya memang prosedur ini jarang dilakukan karena di Indonesia sebagian besar kasus sudah datang dengan ukuran tumor yang besar dan terpaksa harus dilakukan pembedahan untuk membuang tumor atau cangkok hati.

Nah, bagi teman-teman yang belum tahu 'status' hatinya, minimal 1 kalilah dilakukan USG hati dan pemeriksaan penanda virus hati, supaya yakin bahwa sehat, apalagi yang pernah punya keluarga sakit tumor hati atau penciutan hati, maka semua keluarga sebaiknya dilakukan pemeriksaan awal apakah ada kelainan/infeksi di hati.

Semoga bermanfaat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline