Mas Bang, seorang teman saya lagi kelihatan mumet. Waktu saya tanya kenapa beberapa hari ini kepalanya mumet, dia hanya tersenyum dengan berat. Sambil menghela nafas, dia berkata dengan nada suara yang rendah. "Ah, kamu mau tahu urusan orang saja," kata dia. Mendengar jawaban itu, saya menjadi semakin penasaran...Saya terus mendesak dirinya untuk mengaku apa yang menjadi persoalan sehingga dirinya kelihatan mumet. "Siapa tahu saja saya bisa membantu Mas Bang untuk keluar dari persoalan itu," bujuk saya dengan suara berbisik. Sambil memandang tajam, akhirnya Mas Bang mau membicarakan persoalan yang bikin dirinya mumet. "Tapi kamu jangan beritahu ke orang lain ya," ujarnya seperti memelas. "Ya jelas Mas Bang, saya tidak akan beritahu ke orang lain, ini kan rahasia dan persoalan Mas Bang," kata saya menenangkan dirinya. Dan akhirnya, ia menceritakan kenapa ia mumet. Ternyata, Mas Bang lagi mumet karena ia sedang mencalonkan diri menjadi Lurah untuk periode depan. Perlu juga kita ketahui bahwa Mas Bang adalah orang yang sedang menjabat Lurah saat ini. Kemumetan itu muncul ketika ia merasa, beberapa track record-nya beberapa waktu ini kurang memuaskan warga. Dan untuk itu ia sedang cari akal bagaimana supaya track record itu dilupakan orang, ia dapat menjaga citra Lurah yang baik, santun, perhatian terhadap rakyat dan lain sebagainya. "Kamu punya saran buat saya?" tanya Mas Bang menutup ceritanya kepada saya. Dengan wajah pura-pura berpikir keras, saya memandang dirinya. "Mas Bang, pernah dengar soal Obama sewaktu mau mencalonkan diri pertama sekali sebagai Presiden Amerika?" tanya saya. "Hhmmm, apa dan yang mana maksudmu?" Mas Bang balik bertanya. "Oh begini Mas Bang, saya akan terangkan," ujar saya singkat sambil berpikir Mas Bang yang lagi mumet itu tidak mungkin lagi diajak untuk mengingat-ingat hal-hal yang sudah terjadi 5-6 tahun yang lalu. ""Mas Bang, sudah saatnya memakai media sosial secara maya yaitu face book," papar saya. "Lewat begitu, Mas Bang memunculkan image kalau Mas Bang mau semakin dekat dengan rakyat, sudah mau mendengar rakyat, sudah terbuka dengan segala kritik," tambah saya. Dari wajah Mas Bang, terlihat bahwa saran saya itu sepertinya masuk akal dan mumpuni. Dia berkata : "Wah, saya akan pelajari dengan cepat tentang face book ini. Saya akan masukkan semua foto-foto saya dan keluarga supaya rakyat berpikir kami adalah keluarga harmonis. Karena rakyat kita ini kan suka sekali berpikir kalau keluarga pejabatnya harmonis. Saya juga akan menceritakan segala hal yang dapat menunjukkan bagaimana saya perduli terhadap kesejahteraan rakyat, ingin memajukan wilayah, dan lain sebagainya," papar Mas Bang panjang lebar.
www.mashable.com
Dan beberapa waktu kemudian, saya melihat Mas Bang sudah muncul di dunia maya di media sosial FB. Semua gambar-gambar yang baik, elok, dan menciptakan citra jelas sekali muncul di media itu. Bahkan beberapa komentar singkatnya tentang keluh kesah perjuangannya untuk kemajuan dan kesejahteraan wilayah yang dipimpinnya pun dimasukkan di situ. Namun, akhirnya saya menyesal memberi saran untuk Mas Bang membuka akun sendiri di FB. Karena apa? Eh ternyata dia asyik sendiri menciptakan citra peduli terhadap masyarakat. Padahal, ahhh...rakyat yang dipimpinnya sudah mengeluh tentang kenaikan uang sampah, uang keamanan, pajak warung dan lain sebagainya. Dan ternyata, sekretaris Lurah alias sekretaris dirinya pun dilibatkannya untuk terus menerus meng-up date statusnya di FB. Tentu saja, sang sekretaris lebih banyak menyampaikan hal-hal yang baik saja ke Mas Bang. "Ntar kalau saya beritahu umpatan rakyat, seperti waktu itu, eh malah saya yang dimarah-marahi. Jadi bagus yang baik-baik aja saya beritahu," terang sang sekretaris Lurah. Tapi apalah daya? Penyesalan selalu datang terlambat. Mas Bang semakin merasa PD dengan citranya yang dibangun lewat FB itu. Dan ketika saya pun hendak menyampaikan bahwa dirinya jangan sampai terlalu PD dengan citra yang dibangunnya melalui FB itu, dia malah menuding saya karena saya lah yang mendorong dirinya untuk itu. Saya hanya terngaga...tak mampu berkata-kata lagi....walaupun dalam hati, saya berteriak : "Mas Bang, jangan bangun image hanya melalui FB, kasihan rakyat mu Mas Bang...karena itu palsu." Ich Liebe dich
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H