Lihat ke Halaman Asli

Malam yang Tak Berujung

Diperbarui: 24 Juni 2015   12:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hampir di setiap lorong
jerit tangis membungkus duka mendalam
Pintu, jendela, tertutup menandakan takut

Duhai engkau yang mengaku
Engkau adalah utusan-Nya
Mengapa peri lakumu menantang semua
dan membawa luka, duka bagi yang lain
Tak sadarkah kau
Tuhan menciptakan semua?
Jika semua ciptaan-Nya
Mengapa engkau menjadi pembinasa baginya?

Putih hendak menonjolkan kesucian
Kesucian yang sebenarnya berasal dari nurani
Nurani tempat Dia bertahta
memancar ke dalam laku

Tapi putih hanya luar
biar tampak seperti orang suci
Namun, nurani sudah menghitam
menghantam tiada belas kasihan
orang-orang yang kau lihat hitam di luar
kotor dan tak sama dengan mu

Sampai kapan hatimu menyadar
Putih di luar hitam di dalam
Hitam seperti malam yang tak berujung

Love You My Dear

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline