Lihat ke Halaman Asli

POSKO LEGNAS

Hukum dan Keadilan

Zuhud Ala KH Samsul Hadi Abdan, Rohimahullah (Pimpinan PM Gontor)

Diperbarui: 20 Mei 2020   05:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

By: Munif Farid Attamimi
G-2000

Tidak ada perjalan yang lebih indah,  dari perjalanan ke Baitullah dan kota Rosulullah Madinah, karena saat itulah kita dapat bersimpuh di depan Ka'bah, Multazam,  Roudhoh dan tempat tempat mustajabah lainnya, dan saat itulah kita akan merasakan Halawatul Iman. Yang lebih indah dalam perjalanan ibadah Umroh Ramadhan tahun lalu 2019, adalah kami bersama orang tercinta,  ayahanda KH. Syamsul Hadi Abdan Rohimahullah. 

Sosok kiyai yang selalu mengedepankan keikhlasan dalam segala gerak dan langkahnya, berjuang Li i'laai kalimatillah dan maslahah ma'had adalah diatas segalanya bagi beliau. Keseharian beliau yang penuh dengan kesederhanaan, menunjukkan kezuhudan beliau, sebuah contoh yang sangat layak untuk kita jadikan figur sang kiyai yang selalu dibanggakan dan ditiru oleh para santrinya.

Sejak hari pertama kami tiba di Madinah, beliau minta untuk disamakan dalam segala hal dengan seluruh jamaah yang lainnya,  dan jangan ada yang di bedakan. Sehari-hari, beliau habiskan waktu untuk i'tikaf di Masjidilharom dan Masjid nabawi, bahkan beliau tidak akan pulang ke hotel setelah Shalat isya' kecuali telah mengkhatamkan Tilawah Al-Qur'an setiap hari, sembari mengangkat tangannya, beliau selalu membasahi lisannya dengan tetesan air mata saat mendo'akan Gontor dan para pejuang pondok yang beliau pimpin hingga akhir hayatnya.


Roudhoh dan Multazam adalah tempat yang paling beliau idolakan,  dengan susah payah mengikuti antrian panjang,  serta padatnya jamaah Umroh dari seluruh dunia. Diusianya yg ke 75, semangat beliau untuk selalu berada di dua tempat tersebut tak kalah dengan kita kita yang masi kepala tiga.
Ustadz DR. Fairus Subakir Ahmad dan ustadz Rif'at Husnul Ma'afi.MA, adalah teman sejatinya saat beliau bersama merasakan nikmat dan manisnya iman, dan beribadah di Roudhoh. Beliau bertiga selalu berlomba lomba dalam beribadah.  

Tak jarang beliau terlelap sejenak di dalam masjid untuk istirahat kemudian bangun kembali mengajak Thawaf Sunnah, kemudian istirahat sejenak,  kemudian Thawaf Sunnah lagi, sembari menangis dalam berdoa setiap thowaf. lalu kami bertanya,  Usatdz antum kok banyak sekali thawaf sunnah,  apa ngak capek,  bagaimana kalau kita istirahat di hotel dulu,  jawaban beliau,  saya ini menthowafkan pondok dan pejuang pondok,  ngak papa kalau saya harus mati disini,  Njajal Awak Mendah Matio, Perjuangan ini belum sebanding dengan perjuangan para Trimurti yang bahkan hidupnya pun ditaruhkan untuk pondok (sambil meneteskan air mata beliau teringat Almarhum Trimurti, kemudian mendoakan beliau bertiga). Bersama Ustadz Fathan Aziz putra beliau dan Ustadz Hamas putra KH. Hasan Abdullah Sahal, kami mendampingi beliau saat Umroh pertama,  kemudian beliau membadalkan di umroh ke dua dan ke tiga.

dokpri


Napak Tilas Rosul di kota Thaif seakan menjadi saksi, bagaimana beliau menanamkan Ukhuwah kepada para santrinya, setelah seharian kita Ziyaroh kota Thaif,  tiba saatnya makan siang bersama di Mat'am Elhada,  dengan jamuan ala arab yang menghidangkan menu Mandhi kambing Khas Arab diatas nampan yg lebar,  lalu kami kembali bertanya: Ustadz untuk antum kami pesankan pakai piring njeh? Jawaban beliau: Sebelum nyantri di Gontor, saya belajar di pondok Salaf, dan makan nya pakai nampan seperti ini. Awalnya kami canggungung tajammuk senampan bersama pak yai, eeee ternyata satu nampan Nasi Mandhi Dajaj Fahm masi kurang, akhirnya kami tambah 1 Nampan Nasi Mandhi Lahem,  alhamdulillah tak sebutir nasipun tersisa di seluruh nampan kami. Sambil tersenyum beliau berkata: enak juga makanan arab, sampai habis dua nampan, kamipun tertawa bersama sama, sambil meminum syahi 'adni (teh ala arab).


Kedisiplinan adalah nafas beliau,  di seluruh kegiatan beliau pasti datang lebih awal dibanding jamaah Umroh lainnya,  dan saat kami menyampaikan beberapa hal tentang Itinerary selama umroh,  beliau selalu meng iyakan sembari berkata: saya sekarang menjadi Makmun, Antum imamnya,  silahkan saya beri kebebasan kepada antum untuk mengatur seluruh kegiatan dengan baik.  Setiap selesai acara kami datang untuk meminta arahan dan evaluasi,  beliau selalu menjawab Alhamdulillah sudah sangat baik,  namun tetap harus ditingkatkan di kegiatan selanjutnya,  supaya khusnul khotimah dan Umroh kita semua menjadi Umroh Mabruroh.


Lagi lagi beliau mengajarkan kepada para santrinya jiwa berdikari dan jiwa bebas yang  ter-arah dalam setiap langkahnya. Dan kami semua banyak belajar dari beliau saat melaksanakan ibadah Umroh tentang ibadah dan jiwa kepondok Modern-an.
Allahumma Syahadnahu min ahlil Ibadah,  wa Ahlil-Qur'an, wa Ahlil-khoer, Ij'alhu bijiwarik fil jannah yarab.

Surabaya 27 Ramadhan 1441 H
Pukul : 01.30 WIB




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline