Lihat ke Halaman Asli

Memperkenalkan Produk UMKM dan Mengasah Jiwa Wirausaha, Kunjungan Mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang ke Kopi Gandik

Diperbarui: 14 Agustus 2024   09:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kunjungan UMKM Kopi Gandik/dokpri

Batang, 20 Juli 2024 -  Sabtu, 20 Juli 2024 pukul 10.00 WIB, mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang posko 68 mengunjungi UMKM Kopi Gandik yang berlokasi di Dukuh Gandikan, RT 10 RW 05, Desa Sumurbanger, Kecamatan Tersono, Kabupaten Batang. Kunjungan ini dilakukan dalam rangka menambah pengalaman mahasiswa dalam bidang kewirausahaan.

Selama kunjungan, mahasiswa KKN posko 68 berantusias ikut serta dalam proses pemproduksian Kopi Gandik, mulai dari memetik kopi, menjemur, proses roasting, menghaluskan biji kopi menjadi serbuk kopi yang siap dikonsumsi, hingga pengemasan.

Kopi Gandik merupakan brand pribadi milik Bapak Kiswanto yang berdiri kurang lebih 3 tahun sejak tahun 2021 dan menjadi komoditas utama dari Desa Sumurbanger. 

Desa Sumurbanger berada pada ketinggian 600 mdpl, hal tersebut merupakan salah satu alasan mengapa warga desa tersebut mayoritas berprofesi sebagai petani kopi. 

Menurut Bapak Kiswanto, masa panen kopi di Desa Sumurbanger biasanya terjadi antara bulan Juni-Agustus. Satu pohon kopi dapat menghasilkan hingga 10 kg kopi yang siap dipanen. Perawatan yang dilakukan dalam penanaman kopi ini tidak terlalu rumit, yaitu cukup dengan melakukan pemupukan 2 kali dalam setahun di bulan Januari dan juni. 

Tahapan Sebelum Proses Roasting/dokpri

Kopi Gandik telah bersertifikasi halal dan memiliki Nomor P-IRT. Jenis kopi yang banyak ditanam di Desa Sumurbanger adalah kopi robusta dengan tipe tugusari dan excelsa. Keunggulan Kopi Gandik adalah rasanya yang tidak terlalu pahit, dengan perbandingan 4:1 (4 kg kopi cerry menjadi 1 kg biji kopi).

Saat ini, pemasaran Kopi Gandik masih dilakukan di wilayah Desa Sumurbanger secara offline. Pemilik UMKM belum memahami dengan baik tentang pemasaran online melalui marketplace, karena keterbatasan SDM. Selain itu, jarak ke jasa ekspedisi yang cukup jauh yaitu sekitar 10 km dari tempat produksi juga menjadi faktor penghambat.

Bapak Kiswanto berharap bahwa Kopi Gandik dapat menjadi produk unggulan dari Desa Sumurbanger yang tidak hanya dikonsumsi oleh masyarakat setempat tetapi dapat dikonsumsi oleh masyarakat luas.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline