Lihat ke Halaman Asli

POSKO 67 DESA SIDALANG

KKN UIN Walisongo Semarang

Mengakhiri Tradisi Suronan, Masyarakat Desa Sidalang Gelar Pengajian di Makam Tokoh Spiritual

Diperbarui: 20 Juli 2024   09:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Rabu, 18 Juli 2024, Masyarakat Desa Sidalang mengadakan acara pengajian sebagai pertanda dari berakhirnya rangkaian tradisi Suronan. Tradisi yang telah menjadi warisan budaya turun-temurun bagi masyarakat desa tersebut. Acara pengajian diadakan di makam Sunan Kadjoran dan Sunan Singotruno, dua tokoh spiritual yang sangat dihormati oleh penduduk desa.

Acara pengajian diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran yang diikuti oleh ceramah agama yang disampaikan oleh seorang ulama terkemuka dari luar desa. Materi ceramah mengupas nilai-nilai keagamaan dan moral yang diwariskan oleh Sunan Kadjoran dan Sunan Singotruno kepada masyarakat, serta pentingnya mempertahankan tradisi dan kearifan lokal dalam menjaga kebersamaan dan harmoni di desa.

Acara yang dihadiri oleh ratusan warga ini menjadi momentum penutupan kegiatan suronan, yang telah menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat Desa Sidalang selama puluhan tahun. Para peserta pengajian, dari berbagai kalangan usia, berkumpul dengan khidmat di sekitar makam para Sunan, menyimak ceramah agama dan mengikuti doa bersama.

"Kegiatan suronan ini bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga sebagai wujud penghormatan dan persembahan kepada para Sunan yang dianggap sebagai penyebar agama Islam di wilayah ini," ujar salah seorang tokoh masyarakat setempat.

Kegiatan suronan, yang selama ini dianggap sebagai wahana spiritual dan kebersamaan dalam masyarakat Desa Sidalang, kini mencapai puncaknya dengan acara pengajian di makam para Sunan. Meskipun ini adalah perayaan terakhir semangat dan pesan yang dibawa oleh kegiatan ini diharapkan akan terus hidup dalam berbagai bentuk kegiatan budaya dan spiritual di masa yang akan datang.

Meskipun merupakan acara penutupan, suasana pengajian tetap penuh dengan kekhusyukan dan keharuan. Para hadirin tampak mengenakan pakaian busana muslim dan mengenakan tutup kepala sebagai tanda penghormatan terhadap acara sakral ini.

"Dengan penutupan kegiatan suronan ini, saya berharap bahwa nilai-nilai spiritual dan kebersamaan yang diwariskan melalui tradisi ini akan terus dijaga dan dipersembahkan dalam bentuk-bentuk kegiatan budaya lainnya di masa mendatang." Ujar Kordes, M. Chikam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline