Oleh Johnson Dongoran
Hati yang gembira adalah obat,
semangat yang patah keringkan tulang (Amsal).
Patah semangat karena hati sedih.
Hati bisa gembira dan bisa sedih.
Bagaiman menatanya?
Hati gembira perlu ditata agar tidak sombong.
Hati gembira ditata melalui pujian kepada Tuhan,
bersorak-sorai padaNya,
bersyukur atas segala sesuatu yang membuat hati gembira.
Apa pun itu.
Hati sedih, siapa yang dapat menolaknya?
Berbagai peristiwa dan pergumulan hidup menjadi penyebabnya
Hati sedih perlu ditata agar memberi makna dalam kehidupan
Kenali penyebab rasa sedih,
pikirkan cara terbaik menanggulanginya
tanpa memperluas sumber kesedihan berikutnya.
Ketika hati sedang rindu,
atasi kerinduan dengan menjalin komunikasi
dengan mereka yang kita rindu,
atau buka kenangan lama bersama mereka yang kita rindu,
bernostalgia ke masa lalu yang indah
untuk mengobati hati rindu.
Ketika hati gundah gulana, kenali penyebabnya,
bicarakan dengan pasangan atau anggota keluarga
atau dengan sahabat yang mengerti keadaan kita,
yang kita yakin dapat menolong kita.
Hal yang sama ketika hati galau,
kenali penyebabnya dan bicarakan
dengan mereka yang ada di seekitar kita yang memahami kita.
Untuk semua kesedihan dan kegembiraan hati,
awali dengan doa,
karena kalau kita bekerja
itu berarti kitalah yang mengerjakannya,
tetapi kalau kita berdoa,
maka Tuhan yang bekerja menata hati kita.
Salatiga, 1 Maret 2017 Jam 08:24
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H