Lihat ke Halaman Asli

Pengorbanan & Perjuangan menuju Kebenaran vs Kekuasaan dan Kelaliman

Diperbarui: 11 Maret 2016   13:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengorbanan & Perjuangan menuju Kebenaran vs Kekuasaan dan Kelaliman

Sejujurnya di masa Prapaskah ini, sangat tidak ingin berbicara Politik. Apalagi saya bukan warga DKI - bukan Di bawah Ketiak Istri ya hehehe smile emoticontapi Daerah Khusus Ibukota - Jakarta. Setiap hari, jam, bahkan menit ada saja postingan yang bersiliweran di beranda efbeku, atau di berita online tentang AHOK, Basuki Tjahaya Purnama.

Satu kata : SALUT... ehhh dua kata deh MEMBANGGAKAN, ehh maaf tiga kata saja LUAR BIASA. Bisa-bisa jadi lebih banyak kata pujian nih... cukup tiga kata ini dulu untuk menilai hal-hal yang telah AHOK lakukans elama ini dengan Jakarta, yang mau tidak mau adalah icon Negeri Tercinta Republik Indonesia.

Keputusannya untuk maju menjadi Cagub DKI dengan independent tentu saja sudah sangat disadarinya teramat sangat tidak mudah. Tetapi itulah pilihan terbaik untuk sebuah Perjuangan menuju Kebenaran, yang tentu membutuhkan banyak pengorbanan. Perjuangan yang bukan hanya dilakukan oleh AHOK sendiri, tetapi juga pengorbanan dari ‪#‎Teman‬ AHOK. Untuk hal ini pun SALUT, MEMBANGGAKAN dan LUAR BIASA.

Apakah mungkin AHOK bisa menang? Kemungkinan ini pasti besar, bahkan sebenarnya AHOK sudah memenangkan hati banyak orang yang ingin melakukan perubahan, yang ingin mengalami perubahan dalam ber_DEMOKRASI.

Tetapi kan AHOK kasar? Masak sih pemimpin begitu, dia kan harus jadi role model yang holistic? Manusia selalu akan mencari kekurangan orang lain, tetapi kurang melihat kesalahan sendiri. Saya hanya mengatakan konteks Jakarta membutuhkan Pemimpin seperti AHOK untuk saat ini. Karena keberanian "brutal" yang ditunjukkan AHOK adalah bentuk keseimbangan untuk Kekuasaan dan Kelaliman yang sudah terjadi selama ini. Korupsi bersama, korupsi yang sistematis bahkan dengan masuk ke APBD, tidak terlalu membutuhkan sopan santun berbicara.

Ehhhh kok jadi panjang nih catatan pagi ini? SI Mark sudah minta switch to a note heheh smile emoticon

Dan terakhir, mungkin semua orang sudah tahu, salah satu alasan AHOK atau alasan utama AHOK memilih independen adalah karena MAHAR.

Untuk itu sekali lagi buatmu Koh AHOK SALUT, MEMBANGGAKAN dan LUAR BIASA. Sahabat dan keluargaku yang berada di Jakarta sudah menyerahkan KTP untuk mendukungmu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline