Lihat ke Halaman Asli

Mohamad Irvan Irfan

Penulis dan Aktifis Sosial

Gadis Kaya yang Malang (Bagian 2)

Diperbarui: 11 Desember 2019   23:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

*Sebuah karya dari Rosa Ria, Almarhumah Adikku

Hari Sabtu tiba, semua anak memasuki ruang aula olahraga, lalu duduk di bangku masing-masing. Para guru duduk di belakang, karena tidak ingin mencampuri urusan anak-anak muridnya , kecuali diminta oleh para ketua murid, William dan Petra. Dan di depan telah tersedia meja panjang untuk para pengawas. Sedangkan para ketua murid mempunyai meja tersendiri.

Dua belas orang pengawas memasuki ruangan, dan duduk di kursinya masing-masing. Terakhir diikuti oleh dua orang ketua murid. Putri melihat Kenny Yuan diantara para pengawas. Ia sangat mengagumi Kenny Yuan, karena ia murah senyum, bibirnya merah, dan bola matanya coklat.

Semua pengawas masuk dengan wajah serius dan tegang. Menanti-nanti apa yang akan terjadi di dalam pertemuan.

Loanda dan Putri belum begitu mengerti apa arti pentingnya pertemuan mingguan ini.

Kenny Yuan mengambil kotak uang dari meja ketua murid, lalu mengedarkannya kepada semua anak. Ketika sampai kepada Loanda, ia tersenyum.

"Berapa yang harus kumasukkan ke dalam kotak, pengawas?"Loanda bingung.

Dengan cepat Kenny menjawab sambil tersenyum manis.

"Semua yang ada padamu."

Ia memang menyukai gadis cantik dari Belanda ini.

"Tetapi uangku banyak sekali," Loanda masih bingung.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline