Lihat ke Halaman Asli

Kasus SMKP Wira Samudera, Potret "Pembangkang" Revitalisasi SMK

Diperbarui: 3 Februari 2019   10:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth


REVITALISASI SMK PELAYARAN WIRA SAMUDERA
Sejak dilaksanakan pada tahun 2017, Revitalisasi SMK fokus pada empat bidang keahlian sesuai prioritas pembangunan nasional, meliputi  kemaritiman, pariwisata, pertanian dan ketahanan pangan serta industri kreatif. Hingga akhir tahun 2018, pemerintah telah merevitalisai SMK sejumlah  219 SMK dengan anggaran Rp 5,3 triliun.

SMK Pelayaran Wira Samudera adalah salah satu contoh keberhasilan  program revitalisai SMK Bidang Kemaritiman.

Setelah pada pada tahun 2017 mendapatkan bantuan dana cukup besar dari Kemendikbud, manajemen sekolah pada saat itu langsung tancap gas menggunakan dana tersebut untuk penambahan peralatan-peralatan dan laboratorium  praktik yang diperlukan oleh sebuah  SMK Pelayaran Sesuai Indonesian Seafarer Quality Standard System (QSS) program Diklat ANT/ATT-IV 

Alhasil, pada  bulan juli 2017 sekolah ini mendapatkan pengesahan (Approval) program diklat nya oleh Ditjen. Perhubungan laut. Setelah mendapatkan "Approval" lulusan dari sekolah ini  tidak hanya mendapatkan ijazah SMK dari Kemendibud jika lulus, tapi juga berhak mengikuti dan mendapatkan sertifikasi  profesi perwira kapal niaga yang diterbitkan oleh Kementerian Perhubungan  yaitu sertifikat  ANT/ATT IV.

Sebuah Sertifikat profesi kepelautan yang diakui oleh International Maritime Organization dimana  bisa digunakan untuk bekerja sebagai perwira kapal di kapal dalam maupun luar negeri.

Tanpa bantuan dana dari Kemendibud waktu itu, sekolah ini akan bernasib sama seperti 159 SMK Pelayaran Negeri/Swasta di seluruh Indonesia yang tidak mendapatkan Approval dari Ditjen Perhubungan laut karena Sarana dan sarana yang tidak sesuai dengan ketentuan.

Lulusanya hanya akan mendapatkan ijazah SMK, sehingga untuk mewujudkan cita-cita sebagai pelaut level perwira kapal niaga , lulusannya harus melanjutkan ke perguruan tinggi pelayaran yang mana biaya pendidikanya tidak murah. 

PERUBAHAN "PEMILIK" SMK PELAYARAN WIRA SAMUDERA
Pemegang kekuasaan tertinggi di dalam yayasan adalah "Rapat Pembina Yayasan". Sejak didirikan ulang tahun 2014, Yayasan YPPS memiliki 3 orang Pembina, yaitu Ir. Stefanus Sutaryanto, Drs. Karsono, Mpd dan Drs. Sugiono. Ir. Stefanus Sutaryanto ,Drs. Karsono, Mpd adalah pendiri yayasan YPPS yang baru ini sekaligus pendiri SMK Pelayaran Wira Samudera pada tahun 2010.

Sedangkan Drs. Sugiono bukan asli Pendiri YPPS, dia adalah orang luar yang masuk ke management YPPS  dengan label "Bos" Yayasan  Bina Nusantara Semarang yang menaungi 3 (tiga ) SMK, yaitu SMK Bina Nusantara  Ungaran, Ngaliyan Semarang, dan Mranggen Demak.

Selain menjabat Ketua Yayasan Bina Nusantara Semarang , Drs. Sugiono Juga merangkap Kepala SMK Bina Nusantara Ungaran. Ketiga sekolah tersebut memiliki program keahlian Teknologi Komputer dan Jaringan (TKJ), Teknik Sepeda Motor (TSM), Garmen, Tata Busana, Akutansi, dan desain Komunikasi Visual .

Masuknya Sugiono kedalam Yayasan YPPS tahun 2014 sempat menyebabkan kekisruhan di SMK Pelayaran Wira Samudera karena beberapa kebijakannya yang merecoki program sekolah  yang sedang berupaya mendapatkan Approval dari Ditjen. Perhubungan Laut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline