Lihat ke Halaman Asli

Kafir

Diperbarui: 22 Desember 2016   14:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Akhir-akhir ini banyak orang mengjafirkan orang lain. Apakah dipicu sejak singgungan Ahok soal ayat ‎Almaidah 51? Mungkin ya. Apakah RAMALAN Samuel P. Huntington akan terjadi ‎perbenturan antara Islam dengan Barat? Saya tidak tahu. Tapi soal mengkafirkan yang tidak seiman sudah lama terjadi di tengah masyarakat. 

Yang menjadi 'korban' adalah mereka yang disebut non muslim, antara lain, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, Konghucu‎). 

Ada sebutan pahlawan kafir, pemimpin kafir, facebook buata kafir dan lain sebagainya. Orang yang mengjafirkan orang lain sendiri menggunakan media sosial buatan kafir, jangan-jangan ia bekerja di perusahaan kafir, mendapat gaji dari kafir.

 Jangan terlalu berpikir kekanak-kanakanlah. Mari kita sadari, bahwa kita hidup di dunia ini tidak hanya satu agama, suku, golongan, ras. Kita hidup berlatarbelakang yang berbeda, untuk saling melengkapi dan mendukung untuk mencapai kebahagiaan bersama. 

Orang yang berbahagia adalah orang bisa memahami kehidupan ini apa adanya, bukan sesuka perutnya. ‎Bersyukurlah Indonesia memiliki Pancasila masih bertahan sampai sekarang sebagai dasar pemersatu, ataukah Pancasila sudah mau diganti oleh sekelompok Teroris yang makin meneror Non Muslim?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline