Saya mengikuti beberapa milis bernuansa lintas keagamaan, antara lain mailing list "islam-kristen" dan "hakekat_ku". Di sana banyak anggota milis saling menyerang/mendebat. Yang muslim menyerang/mendebat iman kristiani, sebaliknya yang kristiani menyerang/mendebat iman muslim.
Yang beragama Islam atau Muslim menyebut agamanya adalah penyempurna bagi agama sebelumnya, termasuk agama kristiani. Menurut mereka, ayat-ayat Kitab Suci agama kristiani sudah "dirusak" oleh ahli kitabnya. Sebagian besar ayat-ayat dalam Kitab Suci sudah tidak asli lagi.
Sedangkan yang beragama Kristiani memandang agama Islam atau Muslim menurut versinya tidak dapat selamat kalau tidak melalui Yesus Kristus.
Perdebatan yang sama sering kali terjadi lewat media sosial lainnya, antara lain melalui Facebook atau Twitter. Masing-masing saling mengklaim imannya yang paling benar dan sempurna.
Perdebatan itu pastilah tidak menemukan titik temu, karena memang berbeda pandangan teologisnya. Masing-masing agama ini menggunakan "kacamata" imannya sendiri. Akhirnya, timbul sikap merendahkan di antara mereka, antara iman yang satu dengan iman yang lain.
Menurut saya, bagi yang beriman kepada Tuhan menurut agama Islam, biarkanlah mereka menghidupi imannya. Demikian juga, bagi yang beriman kristiani, biarkanlah mereka menghidupi imannya.
Jadi prinsipnya, saya menghormati iman anda, tapi hormati jugalah imanku.
Menurut saya, milis baik digunakan berdialog pengalaman hidup iman kita masing-masing dalam hidup sehari-hari, baik menurut Islam maupun kristiani. Kita tidak perlu mendebat, cukup menghormati dan mengapresiasinya.
Dengan demikian, kita makin menemukan hakekat kita sebagai manusia yang manusiawi, menghargai kemanusiaan kita yang mencari kebahagiaan lewat iman kita masing-masing. Semoga. Amin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H