Situasi bangsa sangat memiriskan hati kita. Dalam banyak kesempatan, negara tampak absen dan minim pelayanan. Hal itu tampak antara lain ketika ada masalah TKI, masalah infrastruktur yang kurang memadai, kebebasan beribadah yang belum terjamin dan lain-lain.
Demikian salah satu benang merah sambutan Pendeta Gomar Gultom, mewakili Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) dalam sambutannya pada Sidang Tahunan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) di jalan Cut Meutia Jakarta (7/11).
Mengutip Dr. Makmur Keliat, dosen Universitas Indonesia, Gomar Gultom mengatakan secara akademisIndonesia adalah negara minimalis. Kehadiran dan pelayanannya serba minim.
Ia mencontohkan krisis moral dalam tindak pidana korupsi, remisi tahanan bagi koruptor, fenomena penyingkiran orang jujur dari lingkungan masyarakat,klaim kebenaran oleh agam tertentu, semakin sulitnya masyarakat membedakan mana yang benar dan tidak. Di saat demikian, peran negara sangat minim.
Lebih lanjut, Pendeta Gomar Gultom berpendapat, negara tak berdaya karena masyarakat gagal. Kegagalan masyarakat karena kegagalan fungsi agama (disfungsi agama).
Ia melemparkan pertanyaan retoris: Apakah para pemimpin agama juga termasuk berfungsi minim, berhenti pada ajaran ritus lahirian belaka? Apakah agama-agama sudah mampu menjadi solusi bagi kepentingan dan kemajuan bangsa dan Gereja?
Untuk itu, lanjutnya, para pemuka lintas agama agar seyogiyanya melakukan pembaharuan lewat keseimbangan pergumulan dan permenungan dengan Tuhan dan pergumulan dengan realitas kehidupan konkrit masyarakat Indonesia.
Sementara itu, Ketua KWI, Mgr. Martinus D Situmorang OFMCap.Ia berharap agar PGI dan KWI kerja bersama secara lebih mendalam, intensif dan operasional untuk menanggapi permasalahan aktual bangsa dan mencari solusi sehingga membawa buah dan rahmat berlimpah bagi kesejahteraan bangsa. Mgr. Situmorang juga bahwa KWI juga dapat mengakses berbagai kajian yang dilakukan PGI, seperti melalui institut Leimena yang dapat saling memperkaya keduanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H