Berdiri ku diatas padang rumput luas
Menatap birunya langit nan cerah
Dengan hempasan angin sepoi merasuk jiwa
Serta nyanyian burung berkicau merdu
Sejenak ku bersandar di bawah pohon rindang
Sambil melihat jauh kau disana
Menatap rindu wajahmu
Yang muncul dalam setiap hariku
Bau parfum mu merasuki jiwaku
Tutur katamu lembutkan hatiku
Mendengar canda tawamu
Indahnya duniaku . . .
Rasakan resahku tanpamu disisi
Tak mampu membendung gejolak hati
Yang senantiasa merindumu
Yang senantiasa menantimu
Seketika semua lamunan itu sirna
Kau tak pernah ada untukku
Derai air mata membasahi peluh hati
Pahitnya kau tak pernah nyata
Selama itu ku mencinta
Seketika itu kau tak mencinta
Kau tak pernah punya cinta untukku
Lihat aku...
Derai air mata sudah mengering
Dengarkan aku...
Tak ada canda tawa, hilang sudah
Rasakan aku..
dan tanpa batas aku merindukanmu . . .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H