Fenomena bullying atau perundungan di sekolah semakin marak terjadi dan menjadi masalah serius yang perlu perhatian. Bullying adalah suatu tindakan kekerasan baik secara fisik, verbal, maupun sosial yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan tujuan untuk menyakiti atau menindas orang lain yang dianggap lebih lemah atau berbeda. Tindakan ini dapat menyebabkan dampak buruk yang mendalam bagi korban, baik dari segi fisik, emosional, maupun psikologis.
Pengertian Bullying menurut AhliMenurut Olweus (1993), seorang ahli psikologi asal Norwegia, bullying adalah "perilaku agresif yang dilakukan secara sengaja dan berulang terhadap seseorang yang lebih lemah atau tidak bisa membela diri." Bullying dapat terjadi dalam berbagai bentuk, seperti fisik (memukul, menendang), verbal (menghina, mengejek), dan sosial (mengucilkan atau menyebar gosip).
Banyak faktor yang menjadi penyebab meningkatnya kasus bullying di sekolah. Beberapa di antaranya adalah lingkungan sosial yang tidak mendukung,bullying sering kali terjadi dalam lingkungan yang kurang memperhatikan nilai-nilai saling menghormati dan toleransi. Ketika nilai-nilai ini tidak ditekankan, pelaku merasa bebas untuk menindas korban.
Kedua Kondisi Keluarga, beberapa pelaku bullying berasal dari keluarga yang tidak harmonis atau mengalami kekerasan di rumah. Mereka mungkin mengekspresikan perasaan frustrasi dan marah dengan cara yang merugikan orang lain. Dan yang terakhir pengaruh media sosial,era digital juga berperan dalam meningkatnya kasus bullying, terutama dalam bentuk cyberbullying, di mana pelaku menggunakan platform online untuk menyebarkan kebencian, hinaan, atau ancaman.
Alasan banyaknya kasus bullying di sekolah disebabkan oleh faktor lingkungan sosial yang tidak mendukung terciptanya komunikasi yang sehat antara sesama siswa. Selain itu, ketidakpedulian orang dewasa, baik orang tua maupun guru, serta maraknya budaya kompetisi yang tidak sehat di sekolah turut memperburuk situasi ini.
Media sosial juga berperan dalam memperparah kasus bullying dengan munculnya fenomena cyberbullying. Kurangnya pendidikan empati, banyak siswa yang tidak diajarkan untuk memahami perasaan orang lain, sehingga mereka tidak merasa bersalah ketika melakukan tindakan bullying.
Selain itu dorongan dari teman sebaya, kadang-kadang bullying terjadi karena ada kelompok yang mendorong atau bahkan memaksa seseorang untuk berperilaku negatif terhadap orang lain, agar merasa lebih diterima dalam kelompok tersebut.
Terakhir yaitu perasaan insecurity,beberapa pelaku bullying merasa kurang percaya diri atau cemas tentang posisi sosial mereka, sehingga mereka menindas orang lain untuk merasa lebih superior atau berkuasa.
Sasaran bullying biasanya adalah individu yang dianggap lebih lemah, berbeda, siswa yang memiliki penampilan berbeda, atau mereka yang introvert dan kurang bisa bergaul, tidak bisa membela diri.
Biasanya mereka yang menjadi korban bullying memiliki karakteristik tertentu, seperti perbedaan fisik penampilan, postur fisik tubuh. Perbedaan sosial status ekonomi, budaya, atau etnis dan perbedaan perilaku atau cara berpikir misalnya, memiliki minat atau hobi yang berbeda.
Sanksi bagi pelaku bullying dapat bervariasi, tergantung pada tingkat keparahan perbuatannya. Sanksi tersebut bisa berupa peringatan atau teguran lisan,sebagai langkah awal untuk menyadarkan pelaku bahwa tindakannya salah.