Lihat ke Halaman Asli

Cinta Dalam Masakan Ayam Lado Hijau Koto Gadang

Diperbarui: 7 Oktober 2024   20:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi itu datang perlahan. Menyusup diantara sisa-sisa embun yang masih menggantung di ujung dedaunan. Langit yang semula kelabu dengan sisa-sisa kabut malam mulai berubah warna.


Dari abu-abu redup menjadi jingga yang hangat. Sinar matahari perlahan menembus celah-celah awan mencium bumi dengan lembut. Di kejauhan, suara ayam jantan yang terlambat berkokok mengiringi bangunnya kota kecil.

Hawa sejuk terasa masih membelai kulit tapi dalam diam. Udara hangat mulai menggantikan membawa hari baru dengan segala janji dan rahasianya.

Di salah satu sudut kota terdapat sebuah rumah sederhana dengan halaman yang dipenuhi bunga warna-warni dan kolam ikan koi. Disitulah tinggal sepasang suami istri dan kedua putri mereka Dyaz dan Kyna.

Namaku Dyaz.  Aku berusia empat belas tahun. Aku  anak yang ceria dan penuh rasa ingin tahu. Aku sering membantu ibuku di dapur belajar resep-resep tradisional yang selalu membuatku merasa dekat dengan kedua orang tuaku.  

Ibuku  bernama Lia. Ia wanita yang lembut dan penuh kasih. Setiap pagi menyapa hari dengan senyuman dan semangat untuk membuat rumahnya menjadi tempat yang hangat.

Ayahku bernama Dian. Ia sosok yang tegas namun selalu ada untuk keluarga. Dengan kerja kerasnya memberikan kehidupan yang layak dan terbaik bagi keluarga.

Adik perempuanku bernama Kyna yang baru berusia enam tahun. Dengan rambut panjang yang selalu diikat kuncir dua dan mata coklat yang cerah. Kyna memiliki aura kebahagiaan yang menular. Kyna anak yang penuh imajinasi dan rasa ingin tahu. Orang tua kami mengajarkan tentang nilai-nilai keluarga, agama, cinta, dan tradisi.

Hari itu aku terbangun dengan semangat yang meluap-luap. Di kalender aku melihat angka yang melambangkan sebuah momen spesial. Hari pernikahan orang tuaku yang ke-16. Dalam pikiranku, aku ingin memberikan kejutan yang tak terlupakan.

Sudah sejak lama aku mendengar Ibu dan Ayah berbincang tentang kerinduan mereka akan masakan Ayam Lado Hijau Koto Gadang. Sejak kecil aku sering mendengar cerita tentang betapa lezatnya hidangan itu yang selalu mengingatkan orang tuaku pada masa-masa muda mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline