Dalam proses belajar dan pengajaran didalam kelas guru sosiologi selalu melakukan evaluasi terhadap siswanya bahkan bukan hanya guru sosiologi saja akan tetapi guru pada umumnya.
Apa itu evaluasi ?
Dalam bahasa Indonesia evaluasi adalah terjemahan dari bahasa Inggris dari kata evaluation dan kata evaluation berasaldari kata value yang berarti nilai. Sehingga dapat dimaknakan bahwa evaluasi sama juga dengan penilaian. Lebih rincinya evaluasi merupaka suatu penelian yang dilakukan seorang guru terhadap peserta didiknya dalam kurun waktu yang sudah di tetapkan sesuai dengan masing-masing sekolah dan gurunya (hasil belajar). Disini evaluasi digunakan oleh guru dalam system penilaianya tak jarang berbeda-beda antara guru yang sata dengan yang lain tergantung masing-masing guru tersebut, seperti ada guru yang lebih senang menilai dengan nilai MID dan Semester atau dari segi lainya.
Secara garis besar penilaian dibagi menjadi 3 bagian:
1.Afektif ( sikap )
2.Kognitif ( pengetahuan )
3.Psikomotor ( keterampilan )
Dalam pelaksanaannya ketiga penilaian tersebut dirincikan dengan penilian yang berbeda-beda seperti:
1.Afektif,dengan penilaian afektif/sikap ini biasanya digunakan ketika memberikan nilai dirapot,aspek yg dinilai meliputi:sopansantun, cara berpakaian,dll
2.Kognitif , dengan penilaian kognitif dilakukan penilaian yang berkaitan dengan pengetahuan peserta didik seperti penilian dari keaktifan siswa di kelas, tugas-tugas, ulangan harian,MID dan nilai semester.
3.Psikomotor, dengan penilaian psikomotor jarang terdapat `dalam pembelajaran sosiologikarena yg menggunakan penilaian ini adalah mata pelajaran berbasis praktik seperti,seni,TIK mulok dan penjas.
Dari ketiga penilian yang saya paparkan diatas penilian yang sering digunakan dalam sistem evaluasi oleh guru sosiologi di SMA saya dengan mengunakan penilaian kognitif sedangkan afektifnya lebih cenderung dievaluasi oleh wali kelas.
Sistem evaluasi pada pembelajaran sosiologi di tingkat SLTA menjadi suatu patokan bagi seorang guru khususnya untuk dijadikan penilaian atau tolak ukur bagi seorang siswa yang apakah siswa tersebut sudah memahami materi atau belum yang dilihat dari evaluasi yang sudah dilakukan oleh guru dalam pengambilan nilainya. Apa bila setelah melakukan evaluasi dan hasilnya rata-rata nilai siswa didalam kelas rendah atau tidak mencapai KKM maka dalam kelas tersebut dapat dikatakan tidak menguasai materi yang disampaikan oleh gurunya maka guru tersebut dapat melakukan pengulangan kembali pada materi-materi tertentu yang siswanya kebanyakan salah pada soal-soal tertentu.
Manfaat sistem evaluasi memiliki 3 fungsi baik itu bagi siswa, guru, maupun bagi pihak sekolah :
1.Bagi siswa:
Siswa dapat mengetahui sejauh mana dia telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru.
2.Bagi guru:
a.Guru akan mengetahui siswa-siswa mana yang sudah menguasai bahan pelajarannya.
b.Guru akan mengetahui apakah materi yang diajarkan sudah tepat bagi siswa.
c.Guru akan mengetahui apakah metode yang diberikan sudah tepat atau belum.
3.Bagi sekolah:
a.Dengan evaluasi dapat diketahui kondisi belajar yang dilangsungkan di sekolah.
b.Informasi guru tentang tepat tidaknya kurikulum sekolah dapat merupakan bahan pertimbangan bagi perencanaan sekolah untuk masa-masa yang akan dating.
c.Informasi hasil penilaian yang diperoleh dari tahun ke tahun dapat digunakan sebagai pedoman bagi sekolah, yang dilakukan oleh sekolah sudah memenuhi standart atau belum. Pemenuhan standart akan terlihat dari bagusnya angka-angka yang diperoleh.
Dari manfaat tersebut peran guru disini sangat penting dalam melakukan evaluasi siswa karena apabila guru tersebut salah memberi penilaian maka akan memberi dampak yang kurang baik bagi siswa maupuan sekolahnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H