Lihat ke Halaman Asli

Mental Kita

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar bangsa yang kaya akan talenta sepak bola akan tetapi hal tersebut berbanding terbalik dengan prestasi sepakbola negara kita yg sudah berada di titik nadir untuk level asia tenggara saja kita kalah dari thailand vietnam dan singapura saya tidak rela timnas kita terus - terusan dipecundangi oleh negara -negara yang notabene kualitas skill individu dan sumber daya manusianya... dengan percaya diri saya katakan kami lebih baik dari mereka Tak pernah ada dalam sejarah se-pak bola Indonesia sebelumnya tim nasional kita kalah oleh Laos, baik untuk tim senior maupun junior. Kegagalan meraih satu kemenangan pun dalam SEA Games juga menjadi raihan terburuk Indonesia sejak berpartisipasi di ajang ini pada 1977. hal ini menimbulkan berbagai pertanyaaan ada yang salah dengan sistem pengelolaan sepak bola di tanah air.

Saya amati selama ini ada banyak kendala dan kekurangan yang terjadi di kompetisi yang menghasilkan produk pemain untuk tim nasional dan organisasi tertinggi yang mengurus dan menanungi persepakbolaan tanah air terciptanya iklim yang tidak sehat di dalam kompetisi memberikan dampak pengaruh terhadap kondisi mental para pemain tim nas kita bisa dilihat dari banyaknya perkelahian di dalam lapangan baik itu yang dilakukan oleh para pemain maupun para suporter tidak ada semangat fair play dan jiwa sportivitas yg bisa membentuk karakter mental para pemain dan yang saya prihatin dengan kualita para wasit di kompetisi kita yang sering melakukan kesalahan dan tidak tegas dalam memimpin suatu pertandingan hal ini menimbulkan implikasi tekanan psikologis terhadap mental para pemain sehingga pemain dengan mudah bersikap tempramental yang ujung -ujngnya di ikuti oleh para suporternya bertindak anarkis maaf untuk para wasit saya tidak bermaksud untuk mengkambing hitamkan anda akan tetapi fakta di lapangan yang terjadi seperti itu belum lagi praktek suap menyuap yang sudah terjadi sekian lama berjalannya kompetisi tentunya hal ini menjadi tugas dan PR dari PSSI untuk membenahi kualitas pengadil pertandingan dan saya memberikan apresiasi terhadap wasit yang berprestasi dan memiliki kualifikasi internasional.

PSSI sebagai induk organisasi sepakbola nasional tidak belajar dari kegagalan - kegagalan yang selama ini terjadi proses pelatihan pengiriman pemain muda kita hanya membuang energi d€an finansial tanpa diikuti oleh prestasi dan hasil yang memuaskan sebaiknya benahi saja level kompetisi di tanah air tidak ada itikad baik untuk mningkatkan prestasi level timnas ketua umum PSSI bapak nurdin halid sangat tidak perduli dengan masukan - masukan yang diberikan oleh pencinta sepak bola tanah air kepemimpinan yang dipertanyakan kemudian dalam hal tranparansi pengeloalaan keuangan di internal organisasi PSSI cendrung tidak terbuka sehingga publik tidak cukup tahu mengenai alur proses pengelolaan keuangan baik itu bantuan berupa dana dari fifa maupun dari hasil kompetisi di tanah air Tanggung jawab besar kini menunggu PSSI untuk melakukan pembenahan di semua Uni persepakbolaan Indonesia, terutama dalam rangka target wajib memenangi SEA Games 2011 yang diadakan di negeri sendiri. Jika tim nasional Indonesia kembali gagal, kesabaran masyarakat Indonesia terhadap kepengurusan PSSI tampaknya akan habis tak tersisa.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline