Lihat ke Halaman Asli

[FFA] Surat Pertamaku Tuk Ayah

Diperbarui: 24 Juni 2015   06:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

By Jingga
no : 270

Ayah, ini untuk yang pertama kali Putri beranikan diri menulis surat pada ayah. Tentu tanpa sepengetahuan ibu. Ibu akan marah jika tahu Putri menulis surat untuk ayah. Kata ibu, ayah berada di satu tempat yang tak mungkin pulang ke rumah. Putri harus minta maaf pada ibu nanti setelah selesai menulis surat ini.

Ayah pasti kenal dengan mang Asep ya? Tetangga ibu yang bekerja di Jakarta. Kemarin Putri bertemu dengan mang Asep, kata beliau kalau mau nitip surat buat ayah, biar mang Asep bawakan, gitu. Soalnya mang Asep akan barangkat lagi ke Jakarta, dan katanya kalau di Jakarta suka ketemu sama ayah. Makanya Putri langsung pulang rumah dan menulis surat ini, untung ibu lagi ke kota sama nenek. Biasalah ayah, mau lebaran haji, jadi ibu pasti masak banyak dan belanja ke pasar di kota.

Ibu pernah bercerita bahwa sebenarnya ayah sangat sayang pada ibu dan Putri, tapi karena ibu ayah atau nenekku tidak menyukai ibu, akhirnya ibu memilih membawaku pulang ke kampung ini sewaktu Putri berumur 1 tahun. Kata ibu juga ayah telah dijodohkan dengan putri seorang sahabat baik nenek, dan ayah tidak bisa menolak itu. Benarkah ayah? Mengapa ayah tak berani meolak?

Ibu tahu sebenarnya ayah ingin mempertahankan ibu dan Putri, tapi ibu malah mendesak agar ayah tak melawan nenek. Ibu baik ya Yah? Dan ibu memang ibu yang terbaik dibanding dengan ibu-ibu temanku. Ibu selalu perhatian dan sayang padaku, meski terkadang kesal melihat tingkah nakalku, tapi ibu menasehatiku dengan lemah lembut. Sampai sekarang pun ibu adalah sahabat terbaikku,Putri takkan pernah melawan ibu, Yah seperti itu juga mungkin ayah, tak berani melawan ibu ayah ya?

Ayah jangan memarahi ibu ya kalau ibu sampai bercerita tentang ayah padaku, semua karena Putri yang selalu meminta pada ibu agar ibu menceritakan soal ayah. Meski awalnya Putri agak kesal mengapa ayah tega kepada kami, tapi setidaknya kini Putri tahu bagaimana ayah yang sebenarnya. Jadi Putri tak malu bila teman-temanku mengejek bahwa Putri tak punya ayah. Putri bisa menjawab juga jika ada teman bertanyasiapa nama ayahmu? Hehehehe aku akan dengan lantang menjawab ayahku bernama Raden Ajie Pamungkas Bramantyo,beliau tinggal di Jakarta. Ayah pasti tidak keberatan kan?

Tentu ayah senyum baca surat pertamaku ini ya? Lewat foto yang tadinya disembunyikan ibu, Putri bisa mengenal ayah, ayah tampan, mirip bintang sinetron loh! Itu yang suka jadi pembawa acara di acara TV pencari bakat nyanyi AFI, namanya Adi siapa ya..Putri lupa. Pokoknya bagi Putri ayah tampan.
Oh ya Yah, Putri bawakan juga fotoku, seminggu yang lalu sahabat Putri Danti memotoku pakai HP barunya, trus Putri meminta tolong Danti dicetakan ke kota. Cantik nggak Yah? Wajah ovalku mirip ayah, itu kata ibu, hidungku juga, mancung kayak ayah. Cuma mataku saja belok seperti ibu. Eh kata ibu kalau Putri marah wajahku mirip sekali sama ayah loh….yah tentu saja, kan Putri anak ayah hehehehe…

Ayah boleh tidak kalau Putri ingin tahu adik-adikku Yah? Kata mang Asep adik-adikku ada dua, perempuan dan laki-laki. Tentu mereka manis-manis dan lucu ya Yah?.Apakah mereka sudah bersekolah Yah?

Oh iya Putri sampai lupa cerita ke ayah, Putri sudah kelas 6 di SD Negeri I Karang Wetan yah. Ayah tahu kan SDnya? Soalnya kata ibu lagi, ayah pernah menyumbang beberapa buku cerita anak buat SD itu.Wah Putri bangga sama ayah saat ibu bercerita begitu loh Yah. Putri rangking 1 di kelas, Selain Danti Putri juga punya sahabat yang sangat baik namanya Lita, ibunya guru SMP. Makanya Putri dan Lita berencana masuk ke SMP tempat ibu Lita mengajar Yah, SMP Negeri 1di kota. Doakan Putri ya Yah, agar Putri bisa bersekolah di sana dengan Lita juga ya Yah, maaf kalau banyak permintaan. Tapi Putri tahu ayah tak mungkin keberatan kalau untuk mendoakan Putri.

Ayah, untuk yang terakhir Putri mau tanya, apakah ayah masih sayang sama Putri? Putrimu yang sampai sekarang belum pernah bertemu lagi dengan ayah? Masihkah boleh suatu saat nanti Putri memeluk ayah, dan ayah ajak Putri jalan ke Jakarta? Boleh kan Yah? Putri juga pengan kenal sama adik-adik. Kalau nenek lihat Putri gimana ya Yah? Putri takut dan kasihan kalau nanti nenek marah melihat ayah jalan sama Putri. Eh tapi ayah kan bisa cerita sama nenek kalau Putri anak baik hehehee….Putri juga bisa masak sayur lodeh kesukaan nenek loh!. Ibu pernah tanpa sengaja bilang gini” wah nenek pasti senang kalau bisa merasakan sayur lodeh bikinan cucunya”. Waktu itu Putri sempat menanyakan apakah nenek suka sayur lodeh, dan ibu mengiyakan. Benar begitu ya Yah? Wah Putri semakin tak sabar ingin bertemu ayah, adik-adik dan nenek.

Ayah, sebelum Putri mengakhiri surat ini, Putri ingin mengatakan sesuatu hal yang mungkin ibu takkan suka kalau Putri cerita ke ayah. Putri suka mendapati ibu menangis sambil menyebut nama ayah saat berdoa di tengah malam Yah.Putri tak sengaja mendengarnya saat terbangun dari tidur Yah, Putri kan tidurnya masih sama ibu, karena Putri belum berani tidur sendiri. Putri berharap suatu saat ayah mau datang ke kampung kami, agar bisa menemui ibu, meski sebentar, Putri berharap jika sudah bertemu ayah, ibu tidak akan bersedih lagi.

Maaf ya ayah, surat Putri panjaaaaang sekali….
salam sayang dari Putri, putrimu yang jauh

******

NB: yuk baca karya lain di akun Fiksiana Community

Silakan bergabung di group FB Fiksiana Community

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline